BI rate naik, tekanan terhadap rupiah mereda



SINGAPURA. Setelah sempat menyentuh level terlemah sejak September 2009, pelemahan rupiah pada siang hari ini (13/6) mulai melambat. Mengutip situs Bloomberg, pada pukul 13.29 WIB, rupiah di pasar spot melemah 0,2% menjadi Rp 9.875 per US$. Pada transaksi sebelumnya, rupiah sempat menembus posisi Rp 9.925 per US$, yang merupakan level terlemah sejak 15 September 2009. Sementara itu, harga kontrak rupiah di pasar non deliverable forwards (NDF) untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 0,1% menjadi Rp 10.125 per US$, setelah sebelumnya keok 1,3%. Itu artinya, kontrak NDF rupiah terdiskon 2,5% dibanding posisi rupiah di pasar spot. Meredanya tekanan terhadap rupiah terjadi setelah Bank Indonesia (BI) secara tidak terduga meningkatkan suku bunga acuannya untuk kali pertama sejak 2011 lalu. Asal tahu saja, BI memutuskan untuk menaikkan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 6%. Langkah BI ini berbeda dengan prediksi 19 ekonom yang disurvei Bloomberg di mana mereka meramal BI akan menahan suku bunga acuannya. "Sepertinya BI sangat memperhatikan volatilitas rupiah dan penggunaan cadangan devisa Indonesia merupakan upaya untuk menstabilkan rupiah," jelas Sacha Tihanyi, foreign-exchange strategist Bank of Nova Scotia di Hong Kong. Dia menambahkan, tekanan terhadap rupiah masih akan besar ke depannya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie