JAKARTA. Langkah Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan alias BI rate di level 7,5% tampaknya tak banyak membantu likuiditas di perbankan menjadi longgar. Sebaliknya, perang suku bunga simpanan antar bank akan tetap berlangsung. Selain menahan BI rate, rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (12/12) juga memutuskan menahan suku bunga lending facility di level 7,5% dan suku bunga deposit facility sebesar 5,75%. Namun, sebagian bankir menilai kebijakan BI kali ini hanya obat sementara. Alhasil, perbankan, khususnya bank kecil tetap sulit keluar dari kondisi likuiditas yang ketat. Direktur Utama Bank Ina Perdana Edy Kuntardjo, menilai peluang BI menaikkan BI rate tetap terbuka setiap saat. Masalah fundamental ekonomi Indonesia, seperti nilai tukar rupiah yang tak stabil dan defisit transaksi berjalan masih belum terselesaikan.
BI rate tak berubah, likuiditas tetap ketat
JAKARTA. Langkah Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan alias BI rate di level 7,5% tampaknya tak banyak membantu likuiditas di perbankan menjadi longgar. Sebaliknya, perang suku bunga simpanan antar bank akan tetap berlangsung. Selain menahan BI rate, rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (12/12) juga memutuskan menahan suku bunga lending facility di level 7,5% dan suku bunga deposit facility sebesar 5,75%. Namun, sebagian bankir menilai kebijakan BI kali ini hanya obat sementara. Alhasil, perbankan, khususnya bank kecil tetap sulit keluar dari kondisi likuiditas yang ketat. Direktur Utama Bank Ina Perdana Edy Kuntardjo, menilai peluang BI menaikkan BI rate tetap terbuka setiap saat. Masalah fundamental ekonomi Indonesia, seperti nilai tukar rupiah yang tak stabil dan defisit transaksi berjalan masih belum terselesaikan.