BI rate tak sesuai ekspektasi, begini nasib IHSG



JAKARTA. Indeks Harga Saham Babungan (IHSG) diprediksi berkonsolidasi menanti pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) alias BI rate. Indeks menguat 0,43% ke level 4.765, Rabu (17/2) ini. Sentimen positif dari optimisme investor terkait BI rate.

Lanjar Nafi Taulat, analis Reliance Capital mengatakan kondisi ekonomi global akan mempengaruhi indeks jika sentimen dalam negeri seperti BI rate tidak sesuai ekspektasi. Kondisi saat ini menurut Lanjar adalah waktu yang tepat BI rate dipangkas 25 basis poin menjadi 7%.

Tingkat inflasi 4,14% di bawah perkiraan paling tinggi 5%. dan kurs mata uang yang masih di bawah Rp 13.500. Kedua indikator ini menyatakan masih relevan untuk pemangkasan suku bunga.


Saat ini, investor di bursa Asia tengah mencari save haven seperti mata uang yen dan obligasi negara-negara Asia. Setelah China kembali memberikan stimulus guna perbaiki fluktuasi yuan dan melemahnya won, mata uang Korea. Kondisi ini menjadi sentimen negatif bagi bursa Asia.

Sentimen ini menggagalkan optimisme rebound harga minyak, ketika Arab Saudi dan Rusia sepakat membekukan produksi minyaknya untuk memperbaiki harga minyak yang rendah. Sejauh ini pergerakan IHSG merupakan anomali dari kondisi mayoritas bursa Asia yang cenderung turun.

"Jika bursa Asia jelek dan suku bunga tidak sesuai ekspektasi, indeks kita bisa ikut jelek. Optimisme datang dari nilai tukar dan dana asing yang masuk cukup besar," jelasnya.

Secara teknikal, indeks berada di tahap konsolidasi. Indeks bergerak di kisaran support moving average (MA)7. Pada indikator stochastic terjadi crossing dekat area oversold.

"RSI di momentum support 14 hari, masih ada kemungkinan bullish. Support di 4.685 dan resistance di 4.800," ungkap Lanjar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto