JAKARTA. Sesuai prediksi, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang berlangsung hari ini (4/11), memutuskan mempertahankan suku bunga acuan alias BI Rate pada tingkat 6,50%. Putusan ini diambil setelah Dewan Gubernur BI melakuan evaluasi terhadap kinerja dan prospek perekonomian secara umum yang dinilai sudah menunjukkan perbaikan, dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2010 yang diperkirakan lebih tinggi dari triwulan II-2010, serta tekanan inflasi khususnya dari sisi volatile foods dan administered prices yang menurun. "Dewan Gubernur memandang level BI Rate saat ini masih konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi dan tetap kondusif untuk menjaga stabilitas keuangan serta mendorong intermediasi perbankan yang diperlukan bagi sisi penawaran untuk dapat merespon akselerasi di sisi permintaan secara memadai," jelas Kepala Biro Humas BI Difi A. Johansyah dalam siaran pers di website resmi BI sebagaimana dikutip KONTAN, Kamis (411).BI menegaskan, di tengah masih derasnya arus modal masuk dan kondisi ekses likuiditas yang cukup besar, pengelolaan likuiditas perekonomian merupakan hal yang lebih penting. Implementasi kebijakan menaikkan rasio Giro Wajib minimum (GWM) primer per 1 November 2010 telah berjalan dengan baik tanpa menimbulkan gejolak pada likuiditas perbankan. Ke depan, menurut Difi, BI akan memperkuat manajemen likuiditas dan efektifitas kebijakan moneter melalui penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial untuk pengelolaan aliran masuk modal asing, stabiliasi nilai tukar rupiah, "Dan memastikan pengendalian inflasi sesuai sasaran yang ditetapkan yaitu 5% ± 1% pada tahun 2011," imbuh Difi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI Rate tetap 6,5%!
JAKARTA. Sesuai prediksi, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang berlangsung hari ini (4/11), memutuskan mempertahankan suku bunga acuan alias BI Rate pada tingkat 6,50%. Putusan ini diambil setelah Dewan Gubernur BI melakuan evaluasi terhadap kinerja dan prospek perekonomian secara umum yang dinilai sudah menunjukkan perbaikan, dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2010 yang diperkirakan lebih tinggi dari triwulan II-2010, serta tekanan inflasi khususnya dari sisi volatile foods dan administered prices yang menurun. "Dewan Gubernur memandang level BI Rate saat ini masih konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi dan tetap kondusif untuk menjaga stabilitas keuangan serta mendorong intermediasi perbankan yang diperlukan bagi sisi penawaran untuk dapat merespon akselerasi di sisi permintaan secara memadai," jelas Kepala Biro Humas BI Difi A. Johansyah dalam siaran pers di website resmi BI sebagaimana dikutip KONTAN, Kamis (411).BI menegaskan, di tengah masih derasnya arus modal masuk dan kondisi ekses likuiditas yang cukup besar, pengelolaan likuiditas perekonomian merupakan hal yang lebih penting. Implementasi kebijakan menaikkan rasio Giro Wajib minimum (GWM) primer per 1 November 2010 telah berjalan dengan baik tanpa menimbulkan gejolak pada likuiditas perbankan. Ke depan, menurut Difi, BI akan memperkuat manajemen likuiditas dan efektifitas kebijakan moneter melalui penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial untuk pengelolaan aliran masuk modal asing, stabiliasi nilai tukar rupiah, "Dan memastikan pengendalian inflasi sesuai sasaran yang ditetapkan yaitu 5% ± 1% pada tahun 2011," imbuh Difi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News