JAKARTA. Selama Oktober 2011, kinerja reksadana pendapatan tetap mengalami kenaikan yang tinggi. Analis PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, Kamis (28/10) mengatakan, penurunan BI rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%, menjadi faktor pendukung untuk kenaikan kinerja reksadana pendapatan tetap, terutama portfolio obligasi pemerintah. Sebab, harga obligasi pemerintah pergerakan lebih volatil daripada obligasi korporasi. "Sehingga jika ada sentimen yang mengangkat harga obligasi di pasar, maka yang naik lebih fluktuatif dan signifikan adalah obligasi pemerintah," ujar Wawan. Produk-produk reksadana pendapatan tetap yang menduduki posisi teratas pada periode 30 September 2010-27 Oktober 2011, antara lain ada produk BNP Paribas Prima II dengan imbal hasil 20%, disusul oleh produk GMT Dana Obligasi Plus milik GMT Asset management dengan imbal hasil 17,79%. "Kemudian di posisi ketiga ada produk Panin Gebyar Indonesia II milik Panin Asset Management dengan imbal hasil 17,15%," tutur Wawan.Sedangkan untuk periode 27 September 2011- 27 Oktober 2011, produk yang mendapatkan kenaikan kinerja terdepan, antara lain produk BNP Paribas Obligasi Plus dengan imbal hasil 6,32% (month to month). Lalu menyusul produk Investasi Reksa Premiun milik AAA Securities dengan imbal hasil 6.08% dan di posisi ketiga ada produk BNP Paribas Prima II dengan imbal hasil 5,93%.Kenaikan kinerja reksadana pendapatan tetap di bulan Oktober ini, lebih tinggi dari bulan-bulan biasanya. "Kenaikan imbal hasil reksadana pendapatan tetap lebih kencang setelah BI Rate diturunkan karena mengangkat harga obligasi pemerintah juga," jelasnya.
BI rate turun, imbal hasil reksadana pendapatan tetap di Oktober kinclong
JAKARTA. Selama Oktober 2011, kinerja reksadana pendapatan tetap mengalami kenaikan yang tinggi. Analis PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, Kamis (28/10) mengatakan, penurunan BI rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%, menjadi faktor pendukung untuk kenaikan kinerja reksadana pendapatan tetap, terutama portfolio obligasi pemerintah. Sebab, harga obligasi pemerintah pergerakan lebih volatil daripada obligasi korporasi. "Sehingga jika ada sentimen yang mengangkat harga obligasi di pasar, maka yang naik lebih fluktuatif dan signifikan adalah obligasi pemerintah," ujar Wawan. Produk-produk reksadana pendapatan tetap yang menduduki posisi teratas pada periode 30 September 2010-27 Oktober 2011, antara lain ada produk BNP Paribas Prima II dengan imbal hasil 20%, disusul oleh produk GMT Dana Obligasi Plus milik GMT Asset management dengan imbal hasil 17,79%. "Kemudian di posisi ketiga ada produk Panin Gebyar Indonesia II milik Panin Asset Management dengan imbal hasil 17,15%," tutur Wawan.Sedangkan untuk periode 27 September 2011- 27 Oktober 2011, produk yang mendapatkan kenaikan kinerja terdepan, antara lain produk BNP Paribas Obligasi Plus dengan imbal hasil 6,32% (month to month). Lalu menyusul produk Investasi Reksa Premiun milik AAA Securities dengan imbal hasil 6.08% dan di posisi ketiga ada produk BNP Paribas Prima II dengan imbal hasil 5,93%.Kenaikan kinerja reksadana pendapatan tetap di bulan Oktober ini, lebih tinggi dari bulan-bulan biasanya. "Kenaikan imbal hasil reksadana pendapatan tetap lebih kencang setelah BI Rate diturunkan karena mengangkat harga obligasi pemerintah juga," jelasnya.