BI rate turun, permintaan properti tak terpengaruh



JAKARTA. Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) sebesar 25 basis poin dianggap tak akan begitu memengaruhi pasar properti saat ini. Pasalnya, Perbankan di Indonesia masih memberikan suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) yang cukup tinggi. 

Dengan demikian, pengaruhnya tidak terlalu signifikan, terutama pada pembelian properti yang dikhususkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Ketua DPD Real Estat Indonesia DKI Jakarta, Amran Nukman, mengatakan turunnya BI Rate tidak akan berberkontribusi dalam mendorong  pertumbuhan pada perkembangan pasar properti di Indonesia.


"Sebaliknya, akan berpengaruh sangat besar, bila bank bisa memberikan suku bunga sebesar 5% atau lebih rendah. Saat ini, bank masih memberikan suku bunga KPR yang cukup tinggi dan memberatkan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)," tutur Amran kepada Kompas.com, Selasa (24/2/2015).

Dia melanjutkan, jika bank bisa memberikan suku bunga KPR untuk MBR sebesar 5% atau lebih rendah, maka itu baru bisa disebut sangat memengaruhi pasar properti. Suku bunga KPR yang sekarang masih cukup tinggi, berada pada kisaran 11% hingga 14%. Nah, perubahan suku bunga KPR akan turun hanya sebesar 0,75% sampai 2% saja akibat turunnya BI Rate.

Hal senada disampaikan Direktur Pemasaran Perumnas, Muhammad Nawir. Menurut Nawir, penurunan BI Rate tak memberikan pengaruh apa pun terhadap penjualan properti Perumnas. Ini karena perbankan tak menunjukkan reaksi positif dengan melakukan penurunan suku bunga KPR yang besar.

“(Turunnya BI Rate) relatif tidak berpengaruh. Bagi segmen MBR kan KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR-FLPP) tetap pada angka 7,5%. Sedangkan untuk KPR reguler tiap perbankan kemungkinan hanya turun 0,5%-1%,” kata Nawir.

Meski begitu, Nawir tak membantah bila permintaan produksi untuk perumahan akan tetap bertambah.

“Penjualan rumah akan tumbuh karena meningkatnya permintaan, meski tidak besar. Akan ada upaya penggenjotan produksi perumahan jika permintaan konsumen atas perumahan meningkat akibat penurunan BI Rate sampai 5%,” tandas Nawir.(Dimas Jarot Bayu )

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa