BI rate turun, target Sukri SR007 naik



JAKARTA. Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) memicu optimisme agen penjual sukuk ritel seri SR007. Agen penjual mengaku menaikkan target penjualan SR 007 tahun ini.
 
Salah satu yang bernada optimisme itu datang dari PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bank pelat merah ini menaikkan target penjualan menjadi Rp 700 miliar tahun ini dibandingkan realisasi tahun lalu yang sekitar Rp 500 miliar. "Kami optimistis target tersebut akan tercapai," kata Corporate Secretary BRI Budi Satria, Jakarta, Jumat (20/2). Begitu juga dengan rekan sejawat BRI, PT Bank Tabungan Negara (BTN) yang juga menaikkan target menjadi dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. "Masyarakat dan nasabah BTN sudah lebih mengenal produk ritel dan sangat merasakan keuntungannya sehingga kami yakin akan terserap," ujar Kepala Divisi Wealth Management BTN Dew Fitrianingrum. Ini merupakan kali kedua BTN menjajakan sukuk ritel. Sebelumnya, Direktur BTN Irman A Zahiruddin mengatakan target penjualan sukuk ritel seri SR 006 tahun lalu mencapai Rp 350 miliar. Direktur Perbankan Konsumen ANZ Indonesia Ajay Mathur mengatakan penurunan BI rate akan berdampak positif terhadap penjualan sukuk ritel. Dia memperkirakan animo masyarakan bakal meningkat dibandingkan tahun lalu. "ANZ tetap optimistis dalam menawarkan sukuk ritel seri 007 apalagi didukung dengan penurunan BI rate," ujar Ajay.  Tahun ini, ANZ menargetkn penjualan sukuk ritel mencapai Rp 7 triliun. Menurut Ajay, kuota tersebut relatif sama dibandingkan tahun lalu. 
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan SR 007 ditargetkan bisa menyerap dana Rp 20 triliun. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi penyerapan SR 006 yang sebesar Rp 19,32 triliun. Pemerintah bahkan membuka peluang menaikkan penyerapan apabila permintaan investor jauh melampaui target indikatif. "Saat ini komitmen dari agen penjual sudah melampaui Rp 20 triliun," ujar Robert. Sekedar informasi, Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuannya 25 basis poin menjadi 7,5%. Analis Sucorinvest Central Gani Ariawan memperkirakan total permintaan investor berpotensi mencapai Rp 19 triliun hingga Rp 22 triliun, Menurut dia, penurunan BI rate akan memicu banjirnya permintaan investor. "Pasalnya, peluang kenaikan harga di pasar sekunder menjadi lebih besar sehingga sukuk ritel semakin menarik," ujar Ariawan. Sukuk ritel SR 007 mulai ditawarkan Senin (23/2) pekan depan hingga 6 Maret 2015 pukul 10.00. Pemerintah menawarkan instrumen bertenor tiga tahun ini dengan imbalan tetap 8,25%. Pembayaran imbalan dilakukan setiap bulan pada tanggal 11 dan dimulai pada 11 April 2015. SR 007 akan diterbitkan 11 Maret 2015. Adapun masa penjatahan akan diumumkan 9 Maret 2015 dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 Maret 2015.  Instrumen ini ditawarkan dengan nominal per unit Rp 1juta dan harga per unit pada at par atau 100%. Investor bisa masuk dengan minimum pemesanan Rp 5 juta dan kelipatannya. Untuk maksimum pemesanan ditetapkan Rp 5 miliar. 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Lamgiat Siringoringo