BI: Risiko aliran dana asing semakin besar



JAKARTA.  Dana asing alias hot money mempunyai dua sisi mata uang. Mereka bisa menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi, tapi juga berpotensi mengancam perekonomian. Bank Indonesia (BI) mengingatkan, risiko hot money terhadap perekonomian Indonesia terus meningkat dan perlu diwaspadai.

Peningkatan risiko ini tercermin dari semakin besarnya  net kewajiban pada posisi investasi internasional Indonesia. BI mencatat net kewajiban (kewajiban dikurangi aset) saat ini minus sebesar US$ 403 miliar pada akhir triwulan II 2014, naik 8,54% dibandingkan akhir tahun 2013. 

Jumlah itu juga setara dengan 47,9% produk domestik bruto (PDB).  Dengan demikian, PDB Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap dana asing.  Direktur Eksekutif Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) Hendy Sulistiowati mengingatkan, kondisi ini sangat rentan menyebabkan krisis. "Rentan spekulasi jangka pendek," ujarnya, Selasa (30/9).


Mau tidak mau, pemerintah harus menekan besarnya net kewajiban yang minus tersebut. Caranya, mengurangi defisit transaksi berjalan dan memperbanyak aset investasi di luar negeri seperti membeli surat utang pemerintah. 

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih berpendapat, besarnya minus net kewajiban tak masalah bagi Indonesia karena sebagian besar kewajiban itu berupa investasi langsung yang dipakai untuk kegiatan produktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa