JAKARTA. Bank Indonesia menganggarkan dana sedikitnya Rp 3,5 triliun per tahun untuk mencetak dan mendistribusikan uang ke seluruh Indonesia. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Eko Yulianto mengungkapkan, biaya yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya itu, bukanlah jumlah yang sedikit. Karena itu, bank sentral meminta kepada masyarakat, untuk bisa menjaga dan memperlakukan uang kartal dengan baik. "Pergunakan uang dengan baik, jangan dicoret, jangan bikin lusuh, karena itu bisa memperpendek umur uang. Dalam setahun untuk mencetak uang dan mendistribusikannya perlu dana lebih kurang Rp 3,5 triliun. Jadi tolong perlakukan uang dengan baik," kata Eko di Gedung BI, Jakarta, Rabu (4/2). Eko merinci, dengan besaran dana yang dianggarkan itu, bank sentral bisa mencetak uang lebih kurang 8,3 miliar lembar uang berbagai variasi nominal atau berbagai macam pecahan uang. Eko bilang, biaya yang paling mahal diantaranya adalah untuk mencetak uang pecahan Rp 100.000.
BI: Rp 3,5 triliun untuk cetak dan distribusi uang
JAKARTA. Bank Indonesia menganggarkan dana sedikitnya Rp 3,5 triliun per tahun untuk mencetak dan mendistribusikan uang ke seluruh Indonesia. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Eko Yulianto mengungkapkan, biaya yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya itu, bukanlah jumlah yang sedikit. Karena itu, bank sentral meminta kepada masyarakat, untuk bisa menjaga dan memperlakukan uang kartal dengan baik. "Pergunakan uang dengan baik, jangan dicoret, jangan bikin lusuh, karena itu bisa memperpendek umur uang. Dalam setahun untuk mencetak uang dan mendistribusikannya perlu dana lebih kurang Rp 3,5 triliun. Jadi tolong perlakukan uang dengan baik," kata Eko di Gedung BI, Jakarta, Rabu (4/2). Eko merinci, dengan besaran dana yang dianggarkan itu, bank sentral bisa mencetak uang lebih kurang 8,3 miliar lembar uang berbagai variasi nominal atau berbagai macam pecahan uang. Eko bilang, biaya yang paling mahal diantaranya adalah untuk mencetak uang pecahan Rp 100.000.