BI: Rupiah akan terus terjaga dan berada di Rp 15.000 per dolar AS pada akhir tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan beberapa langkah-langkah yang dilakukan untuk terus mengantisipasi pergerakan nilai tukar rupiah tetap stabil.  Ia juga menyampaikan, saat ini nilai tukar rupiah saat ini memadai dan akan terus bergerak stabil. 

Bank Indonesia juga menyampaikan antisipasi dengan skenario terburuk dimana nilai tukar rupiah agar tidak menembus Rp 17.000 dalam skenario berat hingga Rp 20.000 dalam skenario sangat berat per dolar AS. “Angka-angka tersebut adalah skenario terburuk bukan proyeksi,” Tegas Perry dalam keterangan live, Rabu (2/4). 

Baca Juga: Rupiah di kurs tengah BI capai rekor terburuk di Rp 16.741 per dolar AS


Perry juga meyakinkan dan terus memastikan nilai tukar rupiah akan terus terjaga dan di prediksi akan berada di angka Rp 15.000 di akhir tahun. Adapun dengan adanya kebijakan-kebijakan yang sudah diatur oleh pemerintah, maka ia pun memastikan pertumbuhan ekonomi akan tidak lebih rendah dari 2,3% dari Produk Domestic Bruto (PDB). 

“Kita terus memastikan stabilisasi nilai tukar rupiah, agar yang selama ini kita jaga dan insyaallah dengan langkah confident dari para investor dan pasar yang telah terbangun, ada kecenderungan bahwa bilai tukar rupiah tidak akan bergerak stabil tapi juga akan cenderung menguat di angka Rp 15.000 per dolar AS di akhir tahun,” jelasnya. 

Baca Juga: Bunga deposito Bank Mandiri tertinggi 6%, BCA 4,3%, BRI 5,6%, BNI 5,6%

Adapun dengan adanya kebijakan-kebijakan yang sudah diatur oleh pemerintah, maka ia pun memastikan pertumbuhan ekonomi akan tidak lebih rendah dari 2,3% dari Produk Domestic Bruto (PDB). 

Hal ini dipastikan lewat langkah stimulus fiskal maupun stabilitas di sektor keuangan dan nilai tukar rupiah yang terus dilakukan di tengah pandemi Covid-19 juga. Hal ini juga dilakukan sebagai tambahan anggaran untuk kesehatan, jaminan sosial dan sebagainya dengan jumlah Rp 405,1 triliun untuk penanganan Covid-19. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .