JAKARTA. Bank Indonesia (BI) meyakini loyonya rupiah sekarang ini yang berhasil menembus level 12.200 bukan karena kabar The Federal Reserve (The Fed) yang akan mulai melakukan tapering off pada Januari tahun depan. Rupiah mengalami depresiasi terjadi akibat tingginya permintaan valuta asing (valas) dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS). Gubernur BI Agus Martowardojo menegaskan, nilai tukar rupiah yang melemah di akhir tahun ini karena permintaan valas yang tinggi. "Sedangkan supplynya lebih rendah dari permintaan, makanya rupiah melemah," ujarnya, Jumat (20/12). Berdasarkan pantauan, rupiah terus mengalami pelemahan ketika The Fed memangkas stimulus menjadi US$ 75 miliar dari sebelumnya US$ 85 miliar per bulan. Kurs rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada Kamis kemarin (19/12) berada di posisi terendah Rp 12.191 per dolar AS.
BI: Rupiah melemah bukan karena tapering Off
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) meyakini loyonya rupiah sekarang ini yang berhasil menembus level 12.200 bukan karena kabar The Federal Reserve (The Fed) yang akan mulai melakukan tapering off pada Januari tahun depan. Rupiah mengalami depresiasi terjadi akibat tingginya permintaan valuta asing (valas) dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS). Gubernur BI Agus Martowardojo menegaskan, nilai tukar rupiah yang melemah di akhir tahun ini karena permintaan valas yang tinggi. "Sedangkan supplynya lebih rendah dari permintaan, makanya rupiah melemah," ujarnya, Jumat (20/12). Berdasarkan pantauan, rupiah terus mengalami pelemahan ketika The Fed memangkas stimulus menjadi US$ 75 miliar dari sebelumnya US$ 85 miliar per bulan. Kurs rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada Kamis kemarin (19/12) berada di posisi terendah Rp 12.191 per dolar AS.