JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan rupiah mengalami tekanan pelemahan di triwulan kedua ini. Namun, volatilitasnya lebih terjaga dibanding triwulan sebelumnya. Menurut Gubernur BI Darmin Nasution salah satu penopangnya adalah kebijakan stabilisasi yang ditempuh BI. "Rupiah secara point to point melemah sebesar 2,65% ke level Rp 9.393 per dollar AS, atau secara rata-rata melemah 2,27% (quarter to quarter) menjadi Rp 9.277 per dollar AS," jelas Darmin. Rupiah terhimpit dinamika krisis di Eropa yang mendorong meningkatnya pemintaan valas. Pasalnya, saat ini pelaku pasar asing sedang sibuk mengatur ulang portfolionya. Selain itu, permintaan valas domestik juga meningkat seiring dengan impor yang tinggi.
BI: Rupiah melemah di Q2 tapi masih terjaga
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan rupiah mengalami tekanan pelemahan di triwulan kedua ini. Namun, volatilitasnya lebih terjaga dibanding triwulan sebelumnya. Menurut Gubernur BI Darmin Nasution salah satu penopangnya adalah kebijakan stabilisasi yang ditempuh BI. "Rupiah secara point to point melemah sebesar 2,65% ke level Rp 9.393 per dollar AS, atau secara rata-rata melemah 2,27% (quarter to quarter) menjadi Rp 9.277 per dollar AS," jelas Darmin. Rupiah terhimpit dinamika krisis di Eropa yang mendorong meningkatnya pemintaan valas. Pasalnya, saat ini pelaku pasar asing sedang sibuk mengatur ulang portfolionya. Selain itu, permintaan valas domestik juga meningkat seiring dengan impor yang tinggi.