JAKARTA. Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) rupiah industri perbankan terus turun. Pada minggu ke-4 Februari 2011, SBDK Perbankan Indonesia turun 3 basis poin (bps) dari 11,91% (16/2) menjadi 11,88% (23/2) melanjutkan penurunan sebesar 9 bps dari posisi 12 Februari yang sebesar 11,91%.Selama pekan laporan, secara frekuensi jumlah bank yang menaikkan dan menurunkan suku bunga deposito rupiah dan SBDK rupiah relatif berimbang. "Dibandingkan dengan minggu pertama November 2010 pada saat kenaikan GWM rupiah menjadi 8%, masih terdapat lebih banyak bank yang menurunkan SBDK rupiah," ujar Kabiro Humas BI, Difi A Johansyah (7/3).Berdasarkan kepemilikannya, penurunan SBDK terbesar pada kelompok bank swasta sebesar 7 bps menjadi 13,42%, diikuti oleh kelompok Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar 3 bps menjadi 12,09%. Sebaliknya, pada kelompok Bank Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) dan kelompok bank campuran, SBDK malah naik masing-masing sebesar 7 bps dan 4 bps. Sedangkan kelompok bank BUMN tidak berubah di level 10,26%. Bila SBDK mengalami penurunan, maka rata-rata suku bunga deposito rupiah 1 bulan mengalami kenaikan. Dibandingkan pekan sebelumnya, rata-rata suku bunga deposito rupiah 1 bulan industri perbankan naik 1 bps menjadi 6,44% (23/2) yang disebabkan naiknya suku bunga deposito pada 3 kelompok bank yaitu BPD (5 bps), KCBA (1bps) dan Campuran (1bps). Dari sisi suku bunga kredit efektif (rupiah), pada minggu ke-4 Februari 2011 , industri perbankan menurunkan semua jenis kredit dibandingkan minggu sebelumnya. Suku bunga kredit efektif untuk KMK (Kredit Modal Kerja), KI (Kredit Investasi) dan KK (Kredit Konsumsi) masing-masing tercatat sebesar disebabkan 14,23%, 14,24% dan 15,93% atau turun masing-masing sebesar 2bps, 5bps dan 1bps.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI : SBDK perbankan terus melandai
JAKARTA. Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) rupiah industri perbankan terus turun. Pada minggu ke-4 Februari 2011, SBDK Perbankan Indonesia turun 3 basis poin (bps) dari 11,91% (16/2) menjadi 11,88% (23/2) melanjutkan penurunan sebesar 9 bps dari posisi 12 Februari yang sebesar 11,91%.Selama pekan laporan, secara frekuensi jumlah bank yang menaikkan dan menurunkan suku bunga deposito rupiah dan SBDK rupiah relatif berimbang. "Dibandingkan dengan minggu pertama November 2010 pada saat kenaikan GWM rupiah menjadi 8%, masih terdapat lebih banyak bank yang menurunkan SBDK rupiah," ujar Kabiro Humas BI, Difi A Johansyah (7/3).Berdasarkan kepemilikannya, penurunan SBDK terbesar pada kelompok bank swasta sebesar 7 bps menjadi 13,42%, diikuti oleh kelompok Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar 3 bps menjadi 12,09%. Sebaliknya, pada kelompok Bank Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) dan kelompok bank campuran, SBDK malah naik masing-masing sebesar 7 bps dan 4 bps. Sedangkan kelompok bank BUMN tidak berubah di level 10,26%. Bila SBDK mengalami penurunan, maka rata-rata suku bunga deposito rupiah 1 bulan mengalami kenaikan. Dibandingkan pekan sebelumnya, rata-rata suku bunga deposito rupiah 1 bulan industri perbankan naik 1 bps menjadi 6,44% (23/2) yang disebabkan naiknya suku bunga deposito pada 3 kelompok bank yaitu BPD (5 bps), KCBA (1bps) dan Campuran (1bps). Dari sisi suku bunga kredit efektif (rupiah), pada minggu ke-4 Februari 2011 , industri perbankan menurunkan semua jenis kredit dibandingkan minggu sebelumnya. Suku bunga kredit efektif untuk KMK (Kredit Modal Kerja), KI (Kredit Investasi) dan KK (Kredit Konsumsi) masing-masing tercatat sebesar disebabkan 14,23%, 14,24% dan 15,93% atau turun masing-masing sebesar 2bps, 5bps dan 1bps.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News