BI: Sebagian besar kebutuhan pembiayaan korporasi masih dipenuhi dari dana sendiri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan pembiayaan korporasi meningkat pada Maret 2021. Bank Indonesia (BI) mengatakan, hal ini terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 16,6% atau lebih tinggi dibandingkan SBT 8,2% pada bulan sebelumnya. 

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, responden menginformasikan bahwa kebutuhan pembiayaan yang meningkat mayoritas masih dipenuhi dari dana sendiri. 

“Sebanyak 51,6% responden menyatakan hal ini. Pangsanya, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 38,6%,” ujar Erwin dalam laporan Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan yang diterima Kontan.co.id, Jumat (16/4). 

Secara umum, preferensi responden yang memilih menggunakan dana sendiri terutama didasarkan pada alasan kemudahan dan kecepatan perolehan dana. Sebanyak 63,0% responden mengamini hal itu. 

Kemudian, sebanyak 12,3% responden menyatakan, pemenuhan pembiayaan dari dana sendiri dapat mengoptimalkan fasilitas eksisting. 9,6% responden menghindari risiko nilai tukar, 4,1% responden menyatakan biaya atau suku bunga yang lebih murah, dan 1,4% responden menyatakan adanya penurunan rating surat berharga perusahaan. 

Baca Juga: Kebutuhan pembiayaan korporasi bulan Maret 2021 naik, industri pengolahan tertinggi

Di sisi lain, tercatat 11,3% responden yang menjadikan pinjaman perbankan dalam negeri sebagai sumber utama pemenuhan pembiayaannya. Pangsa ini menurun dari bulan sebelumnya yang mencapai 19,8%. 

Kemudian, sebanyak 10,5% responden memenuhi kebutuhan pembiayaan dari pinjaman atau utang dari perusahaan induk. Sementara 6,5% responden memanfaatkan fasilitas kelonggaran tarik. 

Sebanyak 3,2% responden menjual aset tetap non produktif, 1,6% responden mengajukan atau menambah utang luar negeri (ULN), serta 0,8% responden menerbitkan surat berharga dalam negeri. 

Selanjutnya: Sampoerna Agro (SGRO) mampu pertahankan kinerja di tengah tantangan curah hujan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari