JAKARTA. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, kurs rupiah yang sempat melemah Jumat pagi, sangat tidak mencerminkan nilai fundamentalnya. Sebab menurutnya, fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih cukup kuat. Menurut Mirza, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih berada di atas 5% lebih baik dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Selain itu, neraca pembayaran yang mencatat surplus dan neraca dagang Indonesia berada pada titik yang baik, yaitu 1,83% dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal ketiga 2016. Dari sisi fiskal, pemerintah juga menjaga defisit anggaran pada level 2,5% dari PDB. Namun demikian, berdasarkan data Bloomberg, di pasar spot, kurs rupiah dibuka melemah pada level Rp 13.743 per dollar AS. Bahkan, rupiah sempat jatuh ke posisi Rp 13.865 per dollar AS pada pukul 9.15 WIB pagi. Meski kemudian, mata uang Garuda kembali menguat ke Rp 13.324 per dollar AS pada Jumat siang.
BI sebut dua pemicu rupiah sempat jeblok
JAKARTA. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, kurs rupiah yang sempat melemah Jumat pagi, sangat tidak mencerminkan nilai fundamentalnya. Sebab menurutnya, fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih cukup kuat. Menurut Mirza, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih berada di atas 5% lebih baik dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Selain itu, neraca pembayaran yang mencatat surplus dan neraca dagang Indonesia berada pada titik yang baik, yaitu 1,83% dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal ketiga 2016. Dari sisi fiskal, pemerintah juga menjaga defisit anggaran pada level 2,5% dari PDB. Namun demikian, berdasarkan data Bloomberg, di pasar spot, kurs rupiah dibuka melemah pada level Rp 13.743 per dollar AS. Bahkan, rupiah sempat jatuh ke posisi Rp 13.865 per dollar AS pada pukul 9.15 WIB pagi. Meski kemudian, mata uang Garuda kembali menguat ke Rp 13.324 per dollar AS pada Jumat siang.