JAKARTA. Akhir-akhir ini, Bank Indonesia semakin aktif menerbitkan instrumen baru. Kali ini, BI rencananya akan segera menerbitkan instrumen surat utang baru bernama Sertifikat deposito Bank Indonesia (SDBI). Penerbitan SDBI ini dilakukan untuk membuat pasar keuangan dan pasar surat utang lebih likuid.Menurut Deputi Gubernur Bidang Moneter BI, Perry Warjiyo, dengan keberadaan instrumen baru ini, maka diharapkan pilihan instrumen investasi semakin banyak. Untuk penawaran perdananya nanti, BI akan menawarkan dua jenis tenor kepada investor. "Rencananya, SDBI yang akan dikeluarkan memiliki tenor (waktu jatuh tempo) tiga dan enam bulan," kata Perry. Meski begitu, menurut Perry pihaknya akn melihat perkembangan pasar keuangan terlebih dahulu sebelum benar-benar menerbitkan SDBI dengan tenor itu. Oleh karena itu kalaupun pasar ternyata menginginkan SDBI bertenor satu bulan saja, hal itu akan dilakukan oleh BI. Sebab, dengan tenor yang lebih panjang, maka pengendalian likuiditas akan lebih baik.Alasannya, dengan tenor yang panjang perbankan juga memiliki keleluasaan dalam melakukan likuiditi manajemennya. pasalnya, SDBI yang akan dikeluarkan ini nantinya, bisa diperdagangkan juga antar Bank. Pembahasan untuk kebijakan ini, menurut Perry akan dilakukan dalam pekan-pekan mendatang.Sementara itu, Ekonom dari INDEF Enny Srihartati menilai penerbitan bisa memberikan kontribusi positif bagi perekonomian dalam negeri. Sebab, dengan menjual surat utang baru, maka akan menambah aliran dana masuk ke kas negara. Hal itu jelas akan menambah cadangan devisa.Hanya saja, Enny juga berpendapat dalam kondisi yang seperti ini, dimana nilai tukar melemah dan likuiditas terganggu, membuat suku bunga menjadi lebih tinggi. Namun BI tidak melakukan respon supaya pemilik modal memarkir uangnya di Bank dalam negeri. "BI harus lebih menunjukan kalau menyimpan dana di perbankan dalam negeri lebih aman," ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI segera terbitkan SDBI tenor 3 bulan & 6 bulan
JAKARTA. Akhir-akhir ini, Bank Indonesia semakin aktif menerbitkan instrumen baru. Kali ini, BI rencananya akan segera menerbitkan instrumen surat utang baru bernama Sertifikat deposito Bank Indonesia (SDBI). Penerbitan SDBI ini dilakukan untuk membuat pasar keuangan dan pasar surat utang lebih likuid.Menurut Deputi Gubernur Bidang Moneter BI, Perry Warjiyo, dengan keberadaan instrumen baru ini, maka diharapkan pilihan instrumen investasi semakin banyak. Untuk penawaran perdananya nanti, BI akan menawarkan dua jenis tenor kepada investor. "Rencananya, SDBI yang akan dikeluarkan memiliki tenor (waktu jatuh tempo) tiga dan enam bulan," kata Perry. Meski begitu, menurut Perry pihaknya akn melihat perkembangan pasar keuangan terlebih dahulu sebelum benar-benar menerbitkan SDBI dengan tenor itu. Oleh karena itu kalaupun pasar ternyata menginginkan SDBI bertenor satu bulan saja, hal itu akan dilakukan oleh BI. Sebab, dengan tenor yang lebih panjang, maka pengendalian likuiditas akan lebih baik.Alasannya, dengan tenor yang panjang perbankan juga memiliki keleluasaan dalam melakukan likuiditi manajemennya. pasalnya, SDBI yang akan dikeluarkan ini nantinya, bisa diperdagangkan juga antar Bank. Pembahasan untuk kebijakan ini, menurut Perry akan dilakukan dalam pekan-pekan mendatang.Sementara itu, Ekonom dari INDEF Enny Srihartati menilai penerbitan bisa memberikan kontribusi positif bagi perekonomian dalam negeri. Sebab, dengan menjual surat utang baru, maka akan menambah aliran dana masuk ke kas negara. Hal itu jelas akan menambah cadangan devisa.Hanya saja, Enny juga berpendapat dalam kondisi yang seperti ini, dimana nilai tukar melemah dan likuiditas terganggu, membuat suku bunga menjadi lebih tinggi. Namun BI tidak melakukan respon supaya pemilik modal memarkir uangnya di Bank dalam negeri. "BI harus lebih menunjukan kalau menyimpan dana di perbankan dalam negeri lebih aman," ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News