JAKARTA. Bank Indonesia (BI) masih menjadikan dollar AS sebagai mata uang utama dalam cadangan devisa."Mungkin sekitar 55% masih dalam dollar AS. Sisanya ada mata uang lainnya, seperti dollar Australia, euro, dollar Singapura, dan lain-lain," ujar Gubernur BI Darmin Nasution, Senin (5/12).Ia menuturkan BI sudah lama menerapkan kebijakan perimbangan mata uang. Oleh karena itu, BI terus memantau perkembangan kurs berbagai mata uang. Terkait likuditas valas, Darmin menandaskan tidak perlu khawatir. Pasalnya, pasokan valas masih tersedia dari eksportir. Devisa hasil ekspor migas atau nonmigas nantinya akan bermura juga ke BI. Oleh karena itu, jika pasar kekurangan (valas), BI akan menyediakan. Caranya dengan menarik rupiah dan memasok valas ke pasar.Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengungkapkan per November 2011 cadangan devisa sebesar US$ 112 miliar. Jumlah ini turun nyaris US$ 2 triliun dibandingkan posisi per 31 Oktober 2011 sebesar US$ 113,962 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI: Sekitar 55% cadev dalam mata uang dollar AS
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) masih menjadikan dollar AS sebagai mata uang utama dalam cadangan devisa."Mungkin sekitar 55% masih dalam dollar AS. Sisanya ada mata uang lainnya, seperti dollar Australia, euro, dollar Singapura, dan lain-lain," ujar Gubernur BI Darmin Nasution, Senin (5/12).Ia menuturkan BI sudah lama menerapkan kebijakan perimbangan mata uang. Oleh karena itu, BI terus memantau perkembangan kurs berbagai mata uang. Terkait likuditas valas, Darmin menandaskan tidak perlu khawatir. Pasalnya, pasokan valas masih tersedia dari eksportir. Devisa hasil ekspor migas atau nonmigas nantinya akan bermura juga ke BI. Oleh karena itu, jika pasar kekurangan (valas), BI akan menyediakan. Caranya dengan menarik rupiah dan memasok valas ke pasar.Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengungkapkan per November 2011 cadangan devisa sebesar US$ 112 miliar. Jumlah ini turun nyaris US$ 2 triliun dibandingkan posisi per 31 Oktober 2011 sebesar US$ 113,962 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News