JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memaparkan, pertumbuhan ekonomi kuartal tiga lebih rendah dari ekspektasi. Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini memaparkan, ekonomi Indonesia tumbuh di sembilan bulan pertama hanya tumbuh 6,3%. Sebelumnya, ekonomi Indonesia diharapkan tumbuh 6,4%. "Meskipun konsumsi dan investasi yang berorientasi permintaan domestik tetap tumbuh tinggi, penurunan ekspor telah berdampak pada penurunan produksi dan investasi yang berorientasi ekspor," jelas Gubernur BI Darmin Nasution saat konferensi pers, Kamis (11/10). Ia berharap ke depan, pertumbuhan ekonomi masih akan ditopang oleh permintaan domestik yang cukup kuat dan potensi membaiknya ekspor meskipun, hal itu masih dibayangi oleh ketidakpastian perekonomian global. Dengan perkembangan tersebut, BI memprediksi ekonomi Indonesia untuk keseluruhan tahun 2012 dan 2013 masing-masing diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,1%-6,5% dan 6,3%-6,7%. Perlu diketahui, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulanan III-2012 diperkirakan mengalami surplus. Pendukungnya adalah membaiknya transaksi berjalan dan lebih besarnya surplus pada transaksi modal dan finansial. Defisit transaksi berjalan pada triwulan III-2012 diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan II-2012. Hal itu terindikasi dari neraca perdagangan pada bulan Agustus 2012 yang tercatat mengalami surplus. Di sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial diperkirakan meningkat seiring dengan aliran masuk modal portofolio yang cukup besar dan aliran masuk investasi langsung (FDI) yang tetap tinggi. Jumlah cadangan devisa pada akhir September 2012 meningkat dibandingkan posisi akhir bulan sebelumnya, yaitu mencapai US$ 110,2 miliar atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.
BI: September, ekonomi Indonesia di bawah harapan
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memaparkan, pertumbuhan ekonomi kuartal tiga lebih rendah dari ekspektasi. Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini memaparkan, ekonomi Indonesia tumbuh di sembilan bulan pertama hanya tumbuh 6,3%. Sebelumnya, ekonomi Indonesia diharapkan tumbuh 6,4%. "Meskipun konsumsi dan investasi yang berorientasi permintaan domestik tetap tumbuh tinggi, penurunan ekspor telah berdampak pada penurunan produksi dan investasi yang berorientasi ekspor," jelas Gubernur BI Darmin Nasution saat konferensi pers, Kamis (11/10). Ia berharap ke depan, pertumbuhan ekonomi masih akan ditopang oleh permintaan domestik yang cukup kuat dan potensi membaiknya ekspor meskipun, hal itu masih dibayangi oleh ketidakpastian perekonomian global. Dengan perkembangan tersebut, BI memprediksi ekonomi Indonesia untuk keseluruhan tahun 2012 dan 2013 masing-masing diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,1%-6,5% dan 6,3%-6,7%. Perlu diketahui, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulanan III-2012 diperkirakan mengalami surplus. Pendukungnya adalah membaiknya transaksi berjalan dan lebih besarnya surplus pada transaksi modal dan finansial. Defisit transaksi berjalan pada triwulan III-2012 diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan II-2012. Hal itu terindikasi dari neraca perdagangan pada bulan Agustus 2012 yang tercatat mengalami surplus. Di sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial diperkirakan meningkat seiring dengan aliran masuk modal portofolio yang cukup besar dan aliran masuk investasi langsung (FDI) yang tetap tinggi. Jumlah cadangan devisa pada akhir September 2012 meningkat dibandingkan posisi akhir bulan sebelumnya, yaitu mencapai US$ 110,2 miliar atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.