JAKARTA. Bank Indonesia siap mengimplementasikan sistem pembayaran cepat untuk valuta asing atau real time gross settlement (RTGS) multicurrency antar bank sentral dikawasan ASEAN pada tengah tahun ini. RTGS valas antar bank sentral di negara-negara kawasan ASEAN adalah dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bidang keuangan dan perbankan tahun 2020. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas menyatakan, bank sentral saat ini tengah mempersiapkan infrastruktur RTGS vakas. Karena itu, menurut Ronald, masing-masing bank sentral di negara-negara ASEAN harus siap untuk transaksi valas. "Kami siapkan untuk kebutuhan masa yang akan datang, karena suatu saat di masa depan antara bank sentral bisa saling melakukan RTGS. Trennya lebih ke arah antar bank sentral," jelas Ronald di Gedung BI, Jakarta, Kamis (6/2). MEA 2015, akan membuat negara-negara ASEAN lebih terkoneksi dan terintegrasi. Selain itu, sistem pembayaran cepat untuk valuta asing ini pun nantinya akan lebih aktif di antar negara-negara ASEAN. Jika di Uni Eropa dalam integrasinya menjadi mata uang tunggal euro, di MEA, integrasi antar bank sental adalah dengan tetap mempertahankan mata uang masing-masing negara. "Jadi misalnya transfer ringgit dari Malaysia saat ini menggunakan jasa bank korespondensi, nantinya tidak lagi dan bisa dengan menggunakan bank sentral," ucap Ronald. Infrastruktur RTGS yang tengah disiapkan BI adalah aplikasi RTGS multicurrency jilid II. Perbedaan dengan aplikasi jilid I adalah kapasitasnya yang semakin besar dan pembaruan teknologinya. Selain itu, aplikasi RTGS ini tentu akan bisa mengimplementasi sistem pembayaran cepat untuk valas dan punya sistem informasi. Mendatang, RTGS multicurrency ini juga akan lebih terintegrasi dengan settlement surat berharga.Saat ini, RTGS yang tersedia adalah sistem pembayaran cepat untuk mata uang rupiah. Ronald menjelaskan, BI tidak memiliki rekening valuta asing, meski rekening valas milik pemerintah ada. RTGS multicurrency disiapkan untuk transaksi ekspor impor karena selama ini masih melalui lewat bank koresponden. Bisnis model dari RTGS multicurrency ini nantinya akan melalui bank sentral. Dengan begitu, kedepannya konsumen akan memiliki banyak pilihan dalam sistem pembayaran cepat untuk valuta asing. Meski begitu, Ronald belum dapat menyebutkan investasi bank sentral dalam menyusun sistem RTGS multicurrency ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI siap implementasikan RTGS muticurrency
JAKARTA. Bank Indonesia siap mengimplementasikan sistem pembayaran cepat untuk valuta asing atau real time gross settlement (RTGS) multicurrency antar bank sentral dikawasan ASEAN pada tengah tahun ini. RTGS valas antar bank sentral di negara-negara kawasan ASEAN adalah dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bidang keuangan dan perbankan tahun 2020. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas menyatakan, bank sentral saat ini tengah mempersiapkan infrastruktur RTGS vakas. Karena itu, menurut Ronald, masing-masing bank sentral di negara-negara ASEAN harus siap untuk transaksi valas. "Kami siapkan untuk kebutuhan masa yang akan datang, karena suatu saat di masa depan antara bank sentral bisa saling melakukan RTGS. Trennya lebih ke arah antar bank sentral," jelas Ronald di Gedung BI, Jakarta, Kamis (6/2). MEA 2015, akan membuat negara-negara ASEAN lebih terkoneksi dan terintegrasi. Selain itu, sistem pembayaran cepat untuk valuta asing ini pun nantinya akan lebih aktif di antar negara-negara ASEAN. Jika di Uni Eropa dalam integrasinya menjadi mata uang tunggal euro, di MEA, integrasi antar bank sental adalah dengan tetap mempertahankan mata uang masing-masing negara. "Jadi misalnya transfer ringgit dari Malaysia saat ini menggunakan jasa bank korespondensi, nantinya tidak lagi dan bisa dengan menggunakan bank sentral," ucap Ronald. Infrastruktur RTGS yang tengah disiapkan BI adalah aplikasi RTGS multicurrency jilid II. Perbedaan dengan aplikasi jilid I adalah kapasitasnya yang semakin besar dan pembaruan teknologinya. Selain itu, aplikasi RTGS ini tentu akan bisa mengimplementasi sistem pembayaran cepat untuk valas dan punya sistem informasi. Mendatang, RTGS multicurrency ini juga akan lebih terintegrasi dengan settlement surat berharga.Saat ini, RTGS yang tersedia adalah sistem pembayaran cepat untuk mata uang rupiah. Ronald menjelaskan, BI tidak memiliki rekening valuta asing, meski rekening valas milik pemerintah ada. RTGS multicurrency disiapkan untuk transaksi ekspor impor karena selama ini masih melalui lewat bank koresponden. Bisnis model dari RTGS multicurrency ini nantinya akan melalui bank sentral. Dengan begitu, kedepannya konsumen akan memiliki banyak pilihan dalam sistem pembayaran cepat untuk valuta asing. Meski begitu, Ronald belum dapat menyebutkan investasi bank sentral dalam menyusun sistem RTGS multicurrency ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News