JAKARTA.Bank Indonesia (BI) mempersiapkan layanan multicurrency untuk sistem e-money. Saat ini sistem e-money masih hanya menggunakan rupiah saja.Deputi Gubernur BI Bidang Sistem Pembayaran Ronald Waas mengatakan layanan ini belum bisa lakukan karena belum ada perjanjian antar negara. "Target ke depannya kalau dikaitkan masyarakat ekonomi ada keinginan untuk memakai mata uang lokal misalnya dengan ASEAN currency," katanya di sela-sela Seminar Nasional ASPI 2012 Pencegahan dan Penanganan Kejahatan pada Layanan Perbankan Elektronik, Kamis (5/7).Menurut Ronald, pembukaan multicurrency akan dilakukan dengan negara yang sudah memiliki akses dagang dan frekuensi dagang yang cukup tinggi dengan Indonesia. "Kalau tidak banyak perdagangannya, buat apa repot-repot buka," tambah Ronald.Selain Indonesia, negara ASEAN yang terbanyak melakukan perdagangannya seperti, Singapura, Thailand, Malaysia, dan Filipina. Meski begitu, Ronald belum menjamin mata uang apa yang akan digunakan. Menurutnya, layanan itu tergantung kebutuhan pengusaha.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI siapkan layanan e-money multicurrency
JAKARTA.Bank Indonesia (BI) mempersiapkan layanan multicurrency untuk sistem e-money. Saat ini sistem e-money masih hanya menggunakan rupiah saja.Deputi Gubernur BI Bidang Sistem Pembayaran Ronald Waas mengatakan layanan ini belum bisa lakukan karena belum ada perjanjian antar negara. "Target ke depannya kalau dikaitkan masyarakat ekonomi ada keinginan untuk memakai mata uang lokal misalnya dengan ASEAN currency," katanya di sela-sela Seminar Nasional ASPI 2012 Pencegahan dan Penanganan Kejahatan pada Layanan Perbankan Elektronik, Kamis (5/7).Menurut Ronald, pembukaan multicurrency akan dilakukan dengan negara yang sudah memiliki akses dagang dan frekuensi dagang yang cukup tinggi dengan Indonesia. "Kalau tidak banyak perdagangannya, buat apa repot-repot buka," tambah Ronald.Selain Indonesia, negara ASEAN yang terbanyak melakukan perdagangannya seperti, Singapura, Thailand, Malaysia, dan Filipina. Meski begitu, Ronald belum menjamin mata uang apa yang akan digunakan. Menurutnya, layanan itu tergantung kebutuhan pengusaha.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News