KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat stabilitas sistem keuangan (SSK) Indonesia selama semester II 2019 tetap terjaga, meski ketidakpastian global masih membayangi. Ketidakpastian global yang ada di sepanjang semester kedua tahun lalu antara lain penurunan globalisasi, meningkatnya risiko di pasar keuangan global, serta munculnya risiko-risiko baru yang belum dikenal sebelumnya (unknown risks). "Terjaganya SSK tak lepas dari kuatnya ketahanan industri perbankan, terjaganya ketahanan korporasi dan rumah tangga, serta kuatnya sinergi kebijakan antara BI, pmerintah, dan otoritas terkait dalam menjaga momentum pertumbuhan," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam laporan Kajian Stablitas Keuangan no. 34 yang dirilis Selasa (28/4). Meski begitu, Perry juga melihat bahwa tekanan terhadap SSK berpotensi akan semakin meningkat, apalagi dengan semakin luasnya dampak pandemi Covid-19 seiring dengan persebarannya ke banyak negara termasuk Indonesia. Ini menjadi ancaman serius bagi stabilitas makrofinansial global dan domestik.
BI: Stabilitas sistem keuangan semester II-2019 terjaga di tengah ketidakpastian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat stabilitas sistem keuangan (SSK) Indonesia selama semester II 2019 tetap terjaga, meski ketidakpastian global masih membayangi. Ketidakpastian global yang ada di sepanjang semester kedua tahun lalu antara lain penurunan globalisasi, meningkatnya risiko di pasar keuangan global, serta munculnya risiko-risiko baru yang belum dikenal sebelumnya (unknown risks). "Terjaganya SSK tak lepas dari kuatnya ketahanan industri perbankan, terjaganya ketahanan korporasi dan rumah tangga, serta kuatnya sinergi kebijakan antara BI, pmerintah, dan otoritas terkait dalam menjaga momentum pertumbuhan," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam laporan Kajian Stablitas Keuangan no. 34 yang dirilis Selasa (28/4). Meski begitu, Perry juga melihat bahwa tekanan terhadap SSK berpotensi akan semakin meningkat, apalagi dengan semakin luasnya dampak pandemi Covid-19 seiring dengan persebarannya ke banyak negara termasuk Indonesia. Ini menjadi ancaman serius bagi stabilitas makrofinansial global dan domestik.