KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang menaikkan bunga acuan the Fed bulan ini sekaligus rencana kenaikan bunga the Fed yang lebih agresif, diperkirakan akan berdampak besar pada pergerakan nilai tukar rupiah. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang kian memanas pun semakin memperburuk keadaan. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menyatakan, bank sentral telah melakukan kalkulasi terhadap kemungkinan penguatan dollar AS terhadap mata uang negara lain hingga akhir tahun ini, sejalan dengan membaiknya perekonomian AS, ataupun adanya isu trade war, isu geopolitik, dan isu lainnya. "Termasuk potensi Fed Fund Rate naik tiga hingga empat kali di tahun 2018," kata Dody kepada KONTAN, Selasa (19/6).
Lebih lanjut Dody mengatakan, yang paling penting adalah menjaga nilai tukar rupiah agar tetap stabil. "Seandainya melemah, dapat terjadi secara wajar dan tidak overshooting jauh dari nilai fundamentalnya," tambah dia.