BI sudah perhitungkan penguatan rupiah pasca-kenaikan suku bunga acuan



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengaku, sudah memprediksi akan adanya penguatan rupiah, pasca kenaikan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin menjadi 6,75%.

Penguatan rupiah ini juga nanti akan berpengaruh pada imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) yang terus akan naik. Namun, bank sentral menilai, penguatan nilai tukar rupiah belum bisa menjadi instrumen untuk penguatan likuiditas.

"Dampak kenaikkan BI rate sudah diperhitungkan oleh BI untuk satu tahun kedepan, seperti capital inflow dengan tetap memperkuat nilai tukar rupiah," ujar Difi Ahmad Johansyah, Kepala Biro Humas BI, kemarin malam, Rabu (9/2). Penguatan ini diharapkan bisa menahan laju inflasi.


Sebelum menaikkan bunga acuan, BI juga telah telah memperhitungkan arus ekspor dan impor, serta dampak kebijakan likuiditas. "Perhitungan inilah yang menjadi jalur inflasi," tambahnya.

Difi menegaskan, konsistensi BI rate terhadap tekanan inflasi akan tetap terjaga jika kebijakan BI berjalan baik bersama dengan kehati-hatian makroekonomi dan berkoordinasi dengan pemerintah.

Selain itu ada skenario ekuilibrium atau keseimbangan mendasar dalam menentukan suku bunga acuan yang berdasarkan pada ekspektasi inflasi, seperti tetap mengontrol pasar melalui yield SUN dengan tenor 10 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia