JAKARTA. Setelah mengalami defisit yang pada April kemarin yaitu sebesar US$ 1,96 miliar, neraca dagang kembali mengalami perbaikan di Mei yaitu surplus US$ 69,9 juta. Perbaikan ini sejalan untuk mendukung kinerja current account deficit (CAD) atawa defisit transaksi berjalan triwulan II 2014. Bank Indonesia (BI) memandang neraca perdagangan Mei yang positif ini mendukung kinerja CAD. Otoritas moneter ini menilai surplusnya neraca dagang Mei dipengaruhi oleh neraca perdagangan non migas yang berbalik dari defisit menjadi surplus. "BI akan terus mencermati risiko global dan domestik yang dapat mempengaruhi prospek defisit transaksi berjalan dan ketahanan eksternal," ujar Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs dalam siaran persnya yang diterima KONTAN di Jakarta, Selasa (1/7). Sebagai informasi, berdasarkan data BPS ekspor pada bulan Mei mencapai US$ 14,83 miliar atau naik 3,73% dibanding bulan April sebelumnya. Ekspor non migas dibanding April mencatat kenaikan 6,95% menjadi US$ 12,45 miliar. Peningkatan terbesar ekspor non migas terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati. Apabila pada bulan April lalu ekspornya hanya US$ 1,12 miliar, maka pada bulan Mei naik 72,97% menjadi US$ 1,94 miliar. Alhasil, neraca non migas berhasil kembali mencatatkan surplus US$ 1,4 miliar. Asal tahu saja, neraca non migas pada bulan April defisit US$ 901,5 juta. Ekspor non migas turun 45,02% dibanding bulan Maret sebelumnya. Anjloknya ekspor non migas sebagai akibat rendahnya ekspor CPO.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI: Surplus neraca dagang Mei dukung kinerja CAD
JAKARTA. Setelah mengalami defisit yang pada April kemarin yaitu sebesar US$ 1,96 miliar, neraca dagang kembali mengalami perbaikan di Mei yaitu surplus US$ 69,9 juta. Perbaikan ini sejalan untuk mendukung kinerja current account deficit (CAD) atawa defisit transaksi berjalan triwulan II 2014. Bank Indonesia (BI) memandang neraca perdagangan Mei yang positif ini mendukung kinerja CAD. Otoritas moneter ini menilai surplusnya neraca dagang Mei dipengaruhi oleh neraca perdagangan non migas yang berbalik dari defisit menjadi surplus. "BI akan terus mencermati risiko global dan domestik yang dapat mempengaruhi prospek defisit transaksi berjalan dan ketahanan eksternal," ujar Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs dalam siaran persnya yang diterima KONTAN di Jakarta, Selasa (1/7). Sebagai informasi, berdasarkan data BPS ekspor pada bulan Mei mencapai US$ 14,83 miliar atau naik 3,73% dibanding bulan April sebelumnya. Ekspor non migas dibanding April mencatat kenaikan 6,95% menjadi US$ 12,45 miliar. Peningkatan terbesar ekspor non migas terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati. Apabila pada bulan April lalu ekspornya hanya US$ 1,12 miliar, maka pada bulan Mei naik 72,97% menjadi US$ 1,94 miliar. Alhasil, neraca non migas berhasil kembali mencatatkan surplus US$ 1,4 miliar. Asal tahu saja, neraca non migas pada bulan April defisit US$ 901,5 juta. Ekspor non migas turun 45,02% dibanding bulan Maret sebelumnya. Anjloknya ekspor non migas sebagai akibat rendahnya ekspor CPO.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News