BI tak lagi andalkan suku bunga mendorong ekonomi



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) tak lagi menggunakan suku bunga acuan sebagai instrumen pendorong pertumbuhan ekonomi di tahun ini. Guna mendorong pertumbuhan, otoritas moneter menggunakan tiga instrumen lainnya.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, instrumen suku bunga akan diarahkan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Bersama dengan suku bunga, instrumen nilai tukar dan pengawasan (surveillance) juga akan digunakan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

Sementara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pihaknya akan menggunakan instrumen likuiditas, makroprudensial, dan sistem pembayaran.


"Ini yang kami maksud membalas kepentingan stabilitas dan pertumbuhan dengan melihat bagaimana risiko di dalam negeri, rencana kenaikan administered prices, dan kondisi di global," kata Perry akhir pekan lalu.

Lebih lanjut menurutnya, dari sisi likuiditas, pihaknya akan mengupayakan agar likuiditas terus mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit.

Dari sisi makroprudensial, pihaknya juga terus mengoptimalkan relaksasi pemberian pinjaman atau loan to value (LTV) pada kredit pemilikan rumah (KPR) yang dilakukan BI sejak Agustus 2016 lalu dan belum berdampak secara penuh hingga saat ini.

Dari sisi sitem pembayaran, pihaknya akan mendorong bantuan sosial mengenai berbagai program melalui instrumen sistem pembayaran BI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia