BI takut banjir bikin inflasi mengembang



JAKARTA. Curah hujan yang cukup tinggi beberapa hari belakangan membuat sejumlah daerah tergenang banjir. Bank Indonesia (BI) pun mewaspadai hal ini, khususnya terkait dengan dampaknya terhadap inflasi nasional.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, tingginya curah hujan belakangan ini menyebabkan dua hal. Pertama, terganggunya masa panen sejumlah komditas pangan. Kedua, menyebabkan banjir sehingga mengganggu jalur distribusi pangan.

"Kami harus menjaga kalau ada kondisi alam yang membuat volatile food tidak terjaga. Kami dapat informasi Jawa Tengah bagian utara banjir dan bagaimana langkah-langkah Jawa Tengah merespon supaya tidak menekan inflasi," kata Agus di Gedung DPR, Rabu (22/2).


Meski demikian lanjut Agus, berdasarkan perkembangan hasil survei harga mingguan terkini yang dilakukan pihaknya, inflasi bulan ini masih berada di kisaran 0,35%. Angka itu lebih baik dibanding bulan Januari yang tercatat cukup tinggi sebesar 0,97%.

Menurut Agus, upaya dalam menjaga harga pangan yang bergejolak merupakan komitmen bank sentral bersama-sama dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sebab, ada tantangan inflasi tahun ini bersumber dari harga yang diatur pemerintah (administered prices), terutama kenaikan tarif listrik 900 volt ampere (VA) secara bertahap.

Lebih lanjut menurut Agus, Presiden dalam rapat kerja Kementerian Perdagangan juga telah berpesan terkait pengendalian inflasi tahun ini. Tak hanya itu, koordinasi antara BI daerah dan pemerintah daerah sejauh ini juga berjalan dengan baik.

"Kami mengharapkan inflasi masih tetap 4% plus minus 1%. Kami juga mendengar motivasi Presiden bahwa kalau bisa harus dijaga seperti tahun 2016. Ini clear dan kami harus koordinasi," tambahnya.

Sebelumnya, Ekonom Maybank Indonesia Juniman juga memperkirakan inflasi bulan ini akan lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Perkiraan Juniman, inflasi bulan ini akan berada di kisaran 0,1%-0,4%.

Menurut Juniman, inflasi tersebut disumbang oleh masih tingginya beberapa komoditas pangan. Harga pangan akan turun saat panen raya Maret dan April mendatang. Namun ia membuka peluang terjadi deflasi di bulan ini jika suplai pangan terjaga dengan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto