BI: Tapering off The Fed berpotensi meningkatkan ketidakpastian pasar keuangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengakui, adanya rencana kebijakan pengurangan stimulus moneter (tapering off) dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve tetap membawa risiko terhadap Indonesia.

Risiko ini datang dari adanya kekhawatiran hengkangnya aliran modal asing dan tekanan nilai tukar rupiah.

“Perubahan arah kebijakan ini berpotensi meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan global, sehingga mempengaruhi volatilitas aliran modal dan tekanan nilai tukar negara berkembang, termasuk di Indonesia,” jelas BI dalam Kajian Stabilitas Keuangan no. 37 seperti dikutip Rabu (6/10).


Meski begitu, BI tetap optimistis dampak kebijakan tapering off dari bank sentral AS ini lebih terkendali bila dibandingkan dengan kebijakan serupa pada tahun 2013.

Baca Juga: Ketidakpastian pasar keuangan global menurun, BI ingatkan hal ini

Hal ini dengan melihat, pertama, komunikasi The Fed yang lebih jelas dan terbuka. Dengan begitu, BI juga sudah bisa menyusun strategi antisipasi dengan bauran kebijakannya.

Seperti antara lain menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan triple intervention, kemudian melakukan monitoring, pemantauan, dan asesmen atas ketahanan sistem keuangan terhadap volatilitas nilai tukar melalui uji ketahanan.

Kedua, kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini dinilai jauh lebih baik dari sewindu silam. Antara lain tercermin dari jumlah cadangan devisa yang memadai untuk menahan fluktuasi nilai tukar rupiah.

Baca Juga: Dibayangi Sentimen Eksternal, Simak Proyeksi IHSG di Kuartal Terakhir 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto