BI Tegaskan Likuiditas Perbankan Masih Aman



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyebutkan kondisi likuiditas perbankan hingga saat ini masih terjaga baik. Itu tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang masih tinggi yakni mencapai 29,46% pada bulan Oktober 2022. 

Rasio tersebut meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 27,35%. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, likuiditas tersebut juga didukung dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 9,41% secara tahunan (year on year/YoY) dan meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,77%. Ini sejalan dengan net ekspansi pemerintah.


Ia mengakui bahwa gap pertumbuhan kredit dan DPK memang semakin tinggi. Adapun kredit per Oktober 2022 telah tumbuh 11,95% YoY. Namun, ia menekankan bahwa melihat kondisi likuiditas bukan mengukur dari pertumbuhan DPK dan kredit. 

Baca Juga: Semakin Melaju, Kredit Perbankan Tumbuh 11,95% hingga Oktober

"Mengukur likuiditas itu harus dilihat dari indikator dimana yang kita gunakan adalah rasio alat likuid terhadap DPK. Meskipun kita juga memakai indikator lain apakah berkaitan dengan non standing ratio," jelas Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis (17/11).

Dia menambahkan rasio AL/DPK perbankan saat ini merupakan yang tertinggi bahkan dari masa sebelum pandemi Covid-19. Posisi rasio alat likuid tertinggi sebelum Covid-19 menurutnya hanya 21%. 

Itulah sebabnya, kata Perry, respon suku bunga kredit perbankan terhadap kenaikan suku bunga BI masih relatif terbatas. 

Ke depan, BI akan terus berkomitmen menjaga likuiditas perbankan tetap longgar karena siklus keuangan Indonesia masih terus naik. 

"Kita juga masih mengharapkan kredit dan pembiayaan tetap didorong dengan kebijakan likuiditas longgar maupun insentif dari kebijakan macroprudential," pungkas Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi