KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pertumbuhan total nilai penjualan e-commerce pada tahun 2023 akan melambat. Deputi Gubernur BI Doni P. Joewono menyebut, total nilai transaksi e-commerce pada tahun 2022 sebesar Rp 476,3 triliun atau naik 18,77% secara tahunan. Sedangkan total nilai transaksi e-commerce pada tahun 2023 diperkirakan sebesar Rp 533 triliun atau tumbuh 12% secara tahunan.
Meski secara nilai transaksi e-commerce diperkirakan meningkat, tetapi secara pertumbuhan, nampak adanya perlambatan pertumbuhan. Doni menyinggung, ini didorong oleh meningkatnya transaksi penjualan secara offline.
Baca Juga: Mobilitas Meningkat, Penjualan E-Commerce Mulai Melandai Dalam hal ini, mobilitas masyarakat mulai meningkat imbas pelonggaran PPKM sehingga masyarakat mulai kembali berbelanja langsung ke lokasi perbelanjaan. Kemudian menjamurnya pesaing e-commerce, yaitu social commerce. Dalam artian, penjualan yang dilakukan di media sosial, seperti Whatsapp, Facebook, Instagram, dan lain-lain. BI mengendus kemungkinan social commerce memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan e-commerce sehingga masyarakat beralih berbelanja di social commerce. Namun, Doni mengaku masih terus mempelajari apakah memang benar biaya di social commerce ini jauh lebih murah dari e-commerce. Doni juga melihat kemungkinan biaya transaksi di e-commerce makin mahal sehingga membuat masyarakat berpaling. Namun, ia tak menjelaskan lebih lanjut mengenai ini. Menanggapi hal ini, Head of External Communications Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya menegaskan memang dirinya tak bisa berspekulasi terhadap tren belanja di tahun 2023. Namun, pihaknya akan melakukan berbagai upaya untuk mendorong pertumbuhan bisnis yang konsisten dan berkelanjutan. "Salah satunya, mengutamakan strategi pemasaran yang lebih optimal, efisien, dan relevan. Kami juga beradaptasi menjawab berbagai kebutuhan pengguna baik penjual maupun pembeli," tutur Ekhel kepada Kontan.co.id, Senin (23/1). Ekhel juga bilang, Tokopedia akan menyediakn berbagai promo tiap hari dan festival belanja bulanan setiap tanggal 25 di akhir bulan. Tokopedia juga akan menggencarkan penerapan teknologi geo-tagging untuk mendekatkan pembeli dengan penjual.
Baca Juga: Transaksi E-Commerce Tahun Lalu Tak Capai Target, Ini Alasannya Menurut BI dan Ekonom Dari sisi pembeli, ini bisa mempermudah pembeli mendapatkan produk kebutuhan yang lebih beragam dengan lebih cepat dan efisien.
Sedangkan untuk pengusaha, khususnya UMKM, memiliki kesempatan yang sama untuk bertumbuh dan berkembang tanpa harus pindah ke kota besar. Selain menciptakan bisnis yang berkelanjutan tersebut, Tokopedia secara jangka panjang mengatakan akan berfokus dalam memperkuat platform, memprioritaskan keamanna dan kerahasiaan data pengguna. Kemudian fokus pada inovasi teknologi, menjadi perusahaan teknologi berbasis AI-First dan data driven, eksekusi secara finansial, serta membangun organsiasi teknologi kelas dunia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi