KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan. Bahkan, BI pun mengupayakan untuk perluasan elektronifikasi dan penyaluran program sosial. "Inovasi digital mampu memperkuat keterhubungan antarpelaku dari tekrecil hingga terbesar, dari konsumen individu, UMKM, hingga korporasi besar," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pertemuan tahunan BI, Kamis (28/11) di Jakarta. Baca Juga: BI: Pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di 5% akibat tekanan ekonomi global Oleh karena itu, sistem pembayaran elektronifikasi di berbagai provinsi di Indonesia akan terus diperkuat sehingga lebih besar, cepat, dan murah, bahkan menjangkau hingga berbagai wilayah di Indonesia. Selain itu, BI juga telah meluncurkan blueprint sistem pembayaran Inodnesia 2025. Ini juga difokuskan pada penguatan instrumen dan infrastruktur publik berbasis digital, dengan melakukan 5 inisiatif. Pertama, dengan pengembangan open banking. Digitalisasi ini didorong dengan interlink antara fintech dan e-commerce. Ini diharapkan untuk memperluas transaksi pembayaran digital dan pembayaran UMKM yang lebih besar. Kedua, adalah dengan membangun BI fast. BI Fast ini merupakan infrastruktur pembayaran ritel yang tersedia 24/7 jam sehingga bisa diakses kapanpun dan secara cepat. selain itu ada juga dengan mengimplementasikan program QRIS unggul kepada UMKM, pasar tradisional, dan universitas-universitas. Baca Juga: Jokowi ibaratkan film Cast Away untuk sampaikan visi ekonomi Ketiga, adalah dengan penguatan ingrastruktur pasar keuangan BI untuk memenuhi standard internasional. Keempat, dengan mengembangkan infrastruktur publik untuk data termasuk payment ID dan consumer concern. Dan yang terakhir, adalah penguatan framework pengaturan, perizinan, dan pengawasan untuk mendorong inovasi dan juga perlindungan konsumen.
BI terus akselerasi pendalaman pasar keuangan
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan. Bahkan, BI pun mengupayakan untuk perluasan elektronifikasi dan penyaluran program sosial. "Inovasi digital mampu memperkuat keterhubungan antarpelaku dari tekrecil hingga terbesar, dari konsumen individu, UMKM, hingga korporasi besar," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pertemuan tahunan BI, Kamis (28/11) di Jakarta. Baca Juga: BI: Pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di 5% akibat tekanan ekonomi global Oleh karena itu, sistem pembayaran elektronifikasi di berbagai provinsi di Indonesia akan terus diperkuat sehingga lebih besar, cepat, dan murah, bahkan menjangkau hingga berbagai wilayah di Indonesia. Selain itu, BI juga telah meluncurkan blueprint sistem pembayaran Inodnesia 2025. Ini juga difokuskan pada penguatan instrumen dan infrastruktur publik berbasis digital, dengan melakukan 5 inisiatif. Pertama, dengan pengembangan open banking. Digitalisasi ini didorong dengan interlink antara fintech dan e-commerce. Ini diharapkan untuk memperluas transaksi pembayaran digital dan pembayaran UMKM yang lebih besar. Kedua, adalah dengan membangun BI fast. BI Fast ini merupakan infrastruktur pembayaran ritel yang tersedia 24/7 jam sehingga bisa diakses kapanpun dan secara cepat. selain itu ada juga dengan mengimplementasikan program QRIS unggul kepada UMKM, pasar tradisional, dan universitas-universitas. Baca Juga: Jokowi ibaratkan film Cast Away untuk sampaikan visi ekonomi Ketiga, adalah dengan penguatan ingrastruktur pasar keuangan BI untuk memenuhi standard internasional. Keempat, dengan mengembangkan infrastruktur publik untuk data termasuk payment ID dan consumer concern. Dan yang terakhir, adalah penguatan framework pengaturan, perizinan, dan pengawasan untuk mendorong inovasi dan juga perlindungan konsumen.