BI tetap evaluasi kenaikan suku bunga



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengakui, tekanan inflasi pada tahun depan masih cukup tinggi. Namun, Deputi Gubernur BI Hartadi A. Sarwono belum mau memastikan apakah BI Rate akan dikerek naik atau tetap dipertahankan.

Tapi, "Opsi suku bunga kenaikan BI Rate akan tetap dievaluasi," ucapnya, Selasa (21/12).

Menurut Hartadi, saat ini yang menjadi prioritas utama bagi BI adalah mengendalikan likuiditas. "Kita harus hati-hati dengan dana asing," jelasya.


Sementara itu, Pengamat Ekonomi David Sumual mengatakan, jika tekanan inflasi cukup besar pada 2011 nanti yang salah satunya diakibatkan oleh rencana pembatasan BBM bersubsidi, boleh jauh BI akan mulai mengerek BI Rate. "Tekanan inflasi itu akan mendorong inflasi tinggi, dan pada akhirya akan mempengaruhi BI Rate," katanya.

Namun, katanya, seberapa besar BI Rate akan dikerek, hal itu tergantung dari koordinasi yang dilakukan BI dan pemerintah dalam menekan laju inflasi. "Kenaikan menurunkan itu tergantung, kalau lihat trennya sekarang akan cukup besar, (BI Rate) bisa 7% bahkan lebih pada 2011, kalau lihat proyeksi inflasi saat ini," ujarnya.

Hanya saja, kata David, sebelum menaikan BI Rate tentu BI akan mempertimbangkan untuk menaikan GWM terlebih dahulu seperti yang dilakukan bank sentral di China. Setelah itu barulah menaikan BI Rate. "Mungkin ke situ (GWM) dulu, baru ke BI Rate. Kan BI takut kalau naikin BI Rate maka aliran modal atau hot money bakalan makin kencang," tandasnya. Namun, ia belum menghitung seberapa besar kenaikan GWM itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: