JAKARTA. Bank Indonesia mengakui tetap mengintervensi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengaku tidak menahan intervensi tersebut. "Tapi eksportit kita agak mengurangi menjual valasnya," katanya, Kamis (31/5).Darmin mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan rupiah melemah. Pertama, faktor eksternal yakni ketidakpastian ekonomi di Eropa. Isu bakal keluarnya Yunani dari Uni Eropa menyebabkan investor memilih menempatkan dana mereka dalam safe haven seperti dollar termasuk para eksportir dalam negeri yang lebih memilih menahan dollarnya dulu dalam simpanan valas.Faktor kedua, jatuh temponya utang luar negeri swasta yang cukup besar pada akhir Mei sehingga terjadi peningkatan permintaan terhadap dollar AS. Faktor ketiga, repatriasi dividen. Menurut Darmin, perusahaan swasta yang dimiliki investor asing mulai mengirimkan dividen ke negara asal investor.Direktur Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Bank Indonesia Difi A Johansyah menambahkan, setiap menjelang pertengahan tahun kebutuhan dolar memang meningkat. "Tapi faktor utamanya tetap menguatnya dolar di seluruh dunia. Ada ekspektasi dolar menguat maka banyak yang memborong dolar dan yang punya dolar tidak mau lepas," papar Difi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI tetap melanjutkan intervensi valuta asing
JAKARTA. Bank Indonesia mengakui tetap mengintervensi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengaku tidak menahan intervensi tersebut. "Tapi eksportit kita agak mengurangi menjual valasnya," katanya, Kamis (31/5).Darmin mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan rupiah melemah. Pertama, faktor eksternal yakni ketidakpastian ekonomi di Eropa. Isu bakal keluarnya Yunani dari Uni Eropa menyebabkan investor memilih menempatkan dana mereka dalam safe haven seperti dollar termasuk para eksportir dalam negeri yang lebih memilih menahan dollarnya dulu dalam simpanan valas.Faktor kedua, jatuh temponya utang luar negeri swasta yang cukup besar pada akhir Mei sehingga terjadi peningkatan permintaan terhadap dollar AS. Faktor ketiga, repatriasi dividen. Menurut Darmin, perusahaan swasta yang dimiliki investor asing mulai mengirimkan dividen ke negara asal investor.Direktur Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Bank Indonesia Difi A Johansyah menambahkan, setiap menjelang pertengahan tahun kebutuhan dolar memang meningkat. "Tapi faktor utamanya tetap menguatnya dolar di seluruh dunia. Ada ekspektasi dolar menguat maka banyak yang memborong dolar dan yang punya dolar tidak mau lepas," papar Difi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News