JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menegaskan, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed akan semakin memperhatikan dampak kebijakan moneter yang mereka buat terhadap pasar keuangan global. Hal itu, terutama dampak terhadap negara maju atau negara berkembang yang akan menjadi pertimbangan bank sentral negeri paman sam tersebut. "Yellen (Gubernur The Fed) tidak hanya semakin jelas mengomunikasikannya. Tetapi juga memperhatikan dampaknya ke negara emerging dan global," ujar Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Senin (21/4). Pesan inilah yang dibicarakan dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di Washington pada 10-11 April kemarin. Dengan komunikasi The Fed yang seperti ini tentu memberikan kejelasan bagi negara-negara emerging termasuk Indonesia. Menurut Perry, Indonesia sendiri risiko volatilitas capital outlow alias dana keluar bakal terkena dampak kebijakan The Fed. Namun, tidak akan sebesar tahun kemarin ketika isu ini dihembuskan. Perry menilai, arus dana masuk akan lebih besar ketimbang arus keluar. Hal ini disebabkan kondisi dalam negeri yang memang mengalami perbaikan.
BI: The Fed akan perhatikan dampak kebijakannya
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menegaskan, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed akan semakin memperhatikan dampak kebijakan moneter yang mereka buat terhadap pasar keuangan global. Hal itu, terutama dampak terhadap negara maju atau negara berkembang yang akan menjadi pertimbangan bank sentral negeri paman sam tersebut. "Yellen (Gubernur The Fed) tidak hanya semakin jelas mengomunikasikannya. Tetapi juga memperhatikan dampaknya ke negara emerging dan global," ujar Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Senin (21/4). Pesan inilah yang dibicarakan dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di Washington pada 10-11 April kemarin. Dengan komunikasi The Fed yang seperti ini tentu memberikan kejelasan bagi negara-negara emerging termasuk Indonesia. Menurut Perry, Indonesia sendiri risiko volatilitas capital outlow alias dana keluar bakal terkena dampak kebijakan The Fed. Namun, tidak akan sebesar tahun kemarin ketika isu ini dihembuskan. Perry menilai, arus dana masuk akan lebih besar ketimbang arus keluar. Hal ini disebabkan kondisi dalam negeri yang memang mengalami perbaikan.