JAKARTA. Rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) menjadi salah satu pertimbangan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuannya di level 4,75% pada bulan ini. BI melihat, dampak kenaikan bunga The Fed akan terasa hingga tiga tahun ke depan, khususnya bunga pinjaman (cost of borrowing). Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, jika The Fed menaikkan suku bunganya maka hal tersebut akan berdampak pada kenaikan bunga pinjaman tiga tahun ke depan, khususnya bunga pinjaman dalam dollar AS. "Jadi masyarakat atau korporasi yang pinjam dollar AS harus siap dengan kondisi yang lebih mahal," kata Agus, Jumat (20/1). Menurutnya, AS sudah memenuhi kondisi untuk menaikkan bunga. Misalnya, angka pengangguran AS berada di tingkat yang rendah. Tak hanya itu, konsumsi serta investasi AS yang baik juga membaik. Dan inflasi AS mengarah pada angka yang ditargetkan.
BI: The Fed naik, biaya pinjaman bisa naik 3 tahun
JAKARTA. Rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) menjadi salah satu pertimbangan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuannya di level 4,75% pada bulan ini. BI melihat, dampak kenaikan bunga The Fed akan terasa hingga tiga tahun ke depan, khususnya bunga pinjaman (cost of borrowing). Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, jika The Fed menaikkan suku bunganya maka hal tersebut akan berdampak pada kenaikan bunga pinjaman tiga tahun ke depan, khususnya bunga pinjaman dalam dollar AS. "Jadi masyarakat atau korporasi yang pinjam dollar AS harus siap dengan kondisi yang lebih mahal," kata Agus, Jumat (20/1). Menurutnya, AS sudah memenuhi kondisi untuk menaikkan bunga. Misalnya, angka pengangguran AS berada di tingkat yang rendah. Tak hanya itu, konsumsi serta investasi AS yang baik juga membaik. Dan inflasi AS mengarah pada angka yang ditargetkan.