JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mendorong perbankan yang ikut perjanjian Global Master Repurchase Agreement (GMRA) untuk meningkatkan transaksi repurchase agreement (repo) dalam memperoleh likuiditas dibandingkan mencari dana di pasar ritel. Pasalnya, transaksi repo antarbank dapat menjawab kebutuhan likuiditas jangka pendek bank. Nanang Hendarsah, Direktur Eksekutif Pendalaman Pasar Uang Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengatakan, bank pemain GMRA semakin bertambah jumlahnya sehingga ada potensi kenaikan transaksi repo. “Kami memprediksi transaksi repo akan mencapai Rp 5 triliun di akhir tahun 2016,” papar Nanang, Kamis (25/8). Saat ini, volume rata-rata harian transaksi repo antarbank bergerak dari nol pada bulan Januari 2016 hingga mencapai volume tertinggi sebesar Rp 1,8 triliun pada minggu terakhir bulan Juni 2016. Ada 27 bank yang aktif bertransaksi repo dari 70 bank pemain repo.
BI: Transaksi repo tahun ini bisa Rp 5 triliun
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mendorong perbankan yang ikut perjanjian Global Master Repurchase Agreement (GMRA) untuk meningkatkan transaksi repurchase agreement (repo) dalam memperoleh likuiditas dibandingkan mencari dana di pasar ritel. Pasalnya, transaksi repo antarbank dapat menjawab kebutuhan likuiditas jangka pendek bank. Nanang Hendarsah, Direktur Eksekutif Pendalaman Pasar Uang Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengatakan, bank pemain GMRA semakin bertambah jumlahnya sehingga ada potensi kenaikan transaksi repo. “Kami memprediksi transaksi repo akan mencapai Rp 5 triliun di akhir tahun 2016,” papar Nanang, Kamis (25/8). Saat ini, volume rata-rata harian transaksi repo antarbank bergerak dari nol pada bulan Januari 2016 hingga mencapai volume tertinggi sebesar Rp 1,8 triliun pada minggu terakhir bulan Juni 2016. Ada 27 bank yang aktif bertransaksi repo dari 70 bank pemain repo.