BI: Triwulan I, neraca pembayaran akan defisit



JAKARTA. Perbaikan proyeksi neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) dan derasnya aliran modal asing yang masuk atau capital inflow, nyatanya belum cukup memperbaiki Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di kuartal pertama tahun ini. 

Bank Indonesia (BI) memproyeksi NPI tiga bulan pertama tahun ini akan mencatatkan defisit.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung memproyeksi CAD tiga bulan pertama tahun ini sebesar 2,2% dari produk domestik bruto (PDB). Angka tersebut lebih baik dibanding proyeksi sebelumnya yang sebesar 2,6%-2,7% dari PDB.


Di sisi lain, BI mencatat capital inflow kuartal pertama 2016 mencapai US$ 4,9 miliar. Inflow tersebut kata Juda, lebih besar dibanding inflow pada kuartal pertama dan kedua tahun lalu.

Menurutnya, defisit pada NPI disebabkan oleh jumlah utang luar negeri (ULN) yang berkurang. Hal tersebut terjadi karena adanya upaya percepatan pelunasan utang.

"Jadi lebih banyak net bayarnya. Sementara investasi langsung masih oke," kata Juda, Jumat (22/4).

Berdasarkan data BI, posisi ULN Indonesia per akhir Februari 2016 sebesar US$ 311,5 miliar atau tumbuh 3,7% year on year (YoY). Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan ULN publik sebesar 9%. Sementara ULN swasta turun 7%.

Adapun pertumbuhan ULN Februari 2016 naik sedikit dibandingkan dengan posisi Januari 2016 yang tumbuh 2,2% YoY. Pertumbuhan yang lebih rendah tersebut terjadi karena perlambatan ULN publik dan penurunan ULN swasta masing-masing sebesar 5,7% dan 0,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan