JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) menunda gelaran lelang instrumen Sertifikat BI (SBI) bertenor 12 bulan salah satunya dilatarbelakangi kekhawatiran terjadinya tabrakan kepentingan dengan pemerintah. Pasalnya, SBI bertenor 12 bulan karakternya mirip dengan Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang dilelang pemerintah setiap bulan yakni dari sisi tenor.Deputi Gubernur BI Budi Mulya menjelaskan, putusan BI menunda lelang SBI 12 bulan ini pada prinsipnya diambil setelah melihat kondisi pasar. "Ada pertimbangan pentingnya koordinasi dengan pemerintah, kondisi fiskal kan harus dijaga supaya rencana-rencana (dalam pengelolaan fiskal) tetap terjaga," ujarnya kepada KONTAN, Rabu petang (13/10).Penerbitan SPN yang tenornya menengah termasuk dalam rangkaian pengelolaan fiskal yang dikomandoi oleh Kementerian Keuangan. Apakah BI kuatir penerbitan lelang SBI 12 bulan akan menyaingi lelang SPN? "Bisa (dianggap demikian). Kami khawatir ada persepsi seperti itu di pasar. Padahal kan persepsi seperti itu harus diminimalkan," imbuhnya.Seperti diketahui, dalam paket kebijakan moneter yang diluncurkan oleh BI Juni lalu berisi enam kebijakan baru bank sentral di sektor moneter. Salah satunya adalah rencana menggelar pelaksanaan lelang SBI 12 bulan mulai September kemarin. Ini merupakan SBI bertenor terpanjang dan melengkapi pilihan SBI yang ada, mulai dari satu bulan, tiga bulan, enam bulan, dan sembilan bulan. Namun, rencana ini urung direalisasikan karena berbagai macam pertimbangan, termasuk alasan kondisi pasar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI tunda lelang SBI tenor 12 bulan
JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) menunda gelaran lelang instrumen Sertifikat BI (SBI) bertenor 12 bulan salah satunya dilatarbelakangi kekhawatiran terjadinya tabrakan kepentingan dengan pemerintah. Pasalnya, SBI bertenor 12 bulan karakternya mirip dengan Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang dilelang pemerintah setiap bulan yakni dari sisi tenor.Deputi Gubernur BI Budi Mulya menjelaskan, putusan BI menunda lelang SBI 12 bulan ini pada prinsipnya diambil setelah melihat kondisi pasar. "Ada pertimbangan pentingnya koordinasi dengan pemerintah, kondisi fiskal kan harus dijaga supaya rencana-rencana (dalam pengelolaan fiskal) tetap terjaga," ujarnya kepada KONTAN, Rabu petang (13/10).Penerbitan SPN yang tenornya menengah termasuk dalam rangkaian pengelolaan fiskal yang dikomandoi oleh Kementerian Keuangan. Apakah BI kuatir penerbitan lelang SBI 12 bulan akan menyaingi lelang SPN? "Bisa (dianggap demikian). Kami khawatir ada persepsi seperti itu di pasar. Padahal kan persepsi seperti itu harus diminimalkan," imbuhnya.Seperti diketahui, dalam paket kebijakan moneter yang diluncurkan oleh BI Juni lalu berisi enam kebijakan baru bank sentral di sektor moneter. Salah satunya adalah rencana menggelar pelaksanaan lelang SBI 12 bulan mulai September kemarin. Ini merupakan SBI bertenor terpanjang dan melengkapi pilihan SBI yang ada, mulai dari satu bulan, tiga bulan, enam bulan, dan sembilan bulan. Namun, rencana ini urung direalisasikan karena berbagai macam pertimbangan, termasuk alasan kondisi pasar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News