BI: Walau Harga BBM Turun, Laju Inflasi Masih di Atas 11,5%



JAKARTA. Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) tak serta merta mengerem inflasi di akhir tahun. Bank Indonesia (BI) menduga dampak penurunan harga BBM baru terlihat pada angka inflasi tahun depan.

Itu sebabnya, BI memprediksi laju inflasi tahunan alias year on year per akhir tahun 2008 tetap lebih besar dari 11,5%. "Inflasi kemungkinan sedikit di atas 11,5%," kata Deputi Gubernur BI Budi Mulya, kemarin (15/12).

Inflasi tak terlalu terpengaruh karena yang baru turun saat ini praktis hanya BBM. Sementara harga barang dan jasa lainnya, masih belum melandai mengikuti harga BBM. "Seharusnya penurunan harga BBM akan menimbulkan dampak berkurangnya tekanan inflasi. Tapi tunggu saja di akhir tahun nanti seberapa besar dampak penurunan harga BBM," ujarnya.


Kepala Ekonom PT BNI Tbk. A. Tony Prasetiantono optimistis dampak penurunan harga BBM. Setelah harga BBM merosot, laju inflasi tahun bisa turun ke kisaran 11%-11,5%.

Inflasi tak bisa lebih rendah lagi daripada kisaran tersebut. "Rasanya agak sulit. Soalnya penurunan BBM agak terlambat, baru tanggal 1 Desember dan 15 Desember," katanya. Andai pemerintah menurunkan harga BBM sebulan lebih awal, ucap Tony, laju inflasi kemungkinan kurang dari 11%.

Direktur Danareksa Research Institute (DRI) Purbaya Yudhi Sadewa menambahkan, dampak penurunan harga BBM memang tidak signifikan mengurangi laju inflasi. Penyebabnya, para pengusaha transportasi publik masih enggan memangkas tarif mengikuti penurunan harga BBM.

Meski begitu, penurunan harga BBM akan sedikit mengendurkan tekanan inflasi. Daya beli masyarakat juga akan membaik karena punya sisa uang yang bisa dibelanjakan. "Perusahaan-perusahaan bisa berharap keuntungan bisnis mereka meningkat," kata Purbaya.

Dalam perhitungan dia, inflasi bulanan sepanjang Desember 2008 bisa mencapai 0,48%. Sedangkan inflasi tahunan bakal sebesar 11,63%. "Laju inflasi sekarang memang cenderung stabil karena pasokan dan persediaan bahan pangan yang mencukupi," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie