BI yakin ekonomi syariah di Indonesia bisa tumbuh



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) melakukan kerja sama untuk mengurangi ketimpangan di Indonesia dengan mengembangkan ekonomi syariah untuk menjadi pilar perekonomian nasional. Kesenjangan sosial, menurut BI dan MUI bisa ditekan dengan sistem ekonomi syariah yang menjunjung keadilan dan keseimbangan.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, ekonomi syariah dilengkapi dengan mekanisme distribusi harta kepada masyarakat miskin serta dorongan partisipasi masyarakat untuk berkontribusi bagi kepentingan publik sehingga bersifat inklusif.

Menurut Agus, dalam tataran global sendiri, kinerja ekonomi dan keuangan syariah dunia memperlihatkan pertumbuhan yang pesat. Adapun volume industri halal diperkirakan akan terus meningkat.


“Pada tahun 2015, volume industri halal global mencapai US$ 3,84 triliun dan diperkirakan akan meningkat mencapai US$ 6,38 triliun pada tahun 2021,” ucapnya di Gedung BI, Senin (24/7).

Ia mencatat, posisi Indonesia pada Global Islamic Economic Indicator 2017 masih berada pada urutan ke-10 dengan posisi tertinggi dicapai oleh Uni Arab Emirates, dan diikuti oleh Malaysia pada peringkat kedua.

Adapun sejauh ini, Indonesia juga baru mampu menjadi pemain pada sektor industri keuangan syariah. Selain itu, si sektor industri syariah lainnya, Indonesia juga hanya menjadi pasar besar, seperti industri makanan halal, industri wisata halal, industri fashion syariah, serta industri obat dan kosmetik halal.

Dengan demikian, menurut Agus, ada potensi yang besar bagi ekonomi syariah untuk bisa dikembangkan di Indonesia. Ia menyatakan, besarnya pasar industri halal ini pada dasarnya memperlihatkan besarnya potensi ekonomi syariah domestik.

“Akan disusun strategi mencapai itu bersama MUI. Upaya ini nantinya akan didukung oleh infrastruktur dan pelaku ekonominya,” ujar dia.

Indonesia juga memiliki potensi yang besar dari sektor keuangan sosial syariah, yaitu zakat, infaq, sadaqah, dan wakaf, atau ZISWAF, "Jika dioptimalkan dapat berfungsi sebagai mesin penggerak baru bagi pembangunan bangsa ini," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto