JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melalui Dewan Gubernur yakin prospek perekonomian Indonesia bisa mencapai kisaran 6,0%-6,5% pada 2011. Faktor pemicunya adalah prospek ekonomi dunia terus membaik sehingga pertumbuhan lebih tinggi dari perkiraan semula.BI memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2011 diperkirakan mencapai 6,4%. "Penopangnya adalah permintaan domestik yang kuat dan membaiknya sisi eksternal," ujar Difi A Johansyah, Kepala Biro Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI, hari ini (4/2).BI juga yakin inflasi dapat dijaga pada sasarannya yakni 5% ±1% sepanjang 2011 dan 4,5% ± 1% di 2012. "Otoritas moneter akan terus mencermati perkembangan inflasi ke depan dan memperkuat kebijakan nilai tukar rupiah yang sesuai dengan upaya mengurangi tekanan inflasi ke depan," jelas Difi. Tak hanya itu, bank sentral masih menerapkan kebijakan makro prudensial untuk mengendalikan likuiditas yang telah ditempuh sejak tahun 2010.Sebab menurutnya, melalui bauran kebijakan moneter dan makro prudensial tersebut, langkah-langkah pemerintah untuk mengatasi tingginya harga komoditi pangan bisa dilakukan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BI yakin ekonomi tumbuh di kisaran 6,0%-6,5% pada 2011
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melalui Dewan Gubernur yakin prospek perekonomian Indonesia bisa mencapai kisaran 6,0%-6,5% pada 2011. Faktor pemicunya adalah prospek ekonomi dunia terus membaik sehingga pertumbuhan lebih tinggi dari perkiraan semula.BI memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2011 diperkirakan mencapai 6,4%. "Penopangnya adalah permintaan domestik yang kuat dan membaiknya sisi eksternal," ujar Difi A Johansyah, Kepala Biro Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI, hari ini (4/2).BI juga yakin inflasi dapat dijaga pada sasarannya yakni 5% ±1% sepanjang 2011 dan 4,5% ± 1% di 2012. "Otoritas moneter akan terus mencermati perkembangan inflasi ke depan dan memperkuat kebijakan nilai tukar rupiah yang sesuai dengan upaya mengurangi tekanan inflasi ke depan," jelas Difi. Tak hanya itu, bank sentral masih menerapkan kebijakan makro prudensial untuk mengendalikan likuiditas yang telah ditempuh sejak tahun 2010.Sebab menurutnya, melalui bauran kebijakan moneter dan makro prudensial tersebut, langkah-langkah pemerintah untuk mengatasi tingginya harga komoditi pangan bisa dilakukan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News