JAKARTA. Sedia payung sebelum hujan. Itulah yang dilakukan bank sentral untuk menghadapi gejolak perekonomian dunia. Bank Indonesia (BI) optimistis bahwa Indonesia memiliki kemampuan menghadapi gejolak eksternal. Sebab, Indonesia punya banyak lapisan bantalan apabila mengalami kesulitan likuiditas. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, bantalan likuiditas yang tersedia salah satunya berasal dari regional Asean, yaitu Chiang Mai Initiative Multilateralitation (CMIM) di mana dalam CMIM Indonesia memiliki jatah sebesar US$ 22,76 miliar dari total likuiditas yang tersedia dalam CMIM yang mencapai US$ 240 miliar. “Ini bisa mendukung kami dan mendorong kami untuk moving forward,” kata Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (28/4).
BI yakin Indonesia bisa menahan gejolak eksternal
JAKARTA. Sedia payung sebelum hujan. Itulah yang dilakukan bank sentral untuk menghadapi gejolak perekonomian dunia. Bank Indonesia (BI) optimistis bahwa Indonesia memiliki kemampuan menghadapi gejolak eksternal. Sebab, Indonesia punya banyak lapisan bantalan apabila mengalami kesulitan likuiditas. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, bantalan likuiditas yang tersedia salah satunya berasal dari regional Asean, yaitu Chiang Mai Initiative Multilateralitation (CMIM) di mana dalam CMIM Indonesia memiliki jatah sebesar US$ 22,76 miliar dari total likuiditas yang tersedia dalam CMIM yang mencapai US$ 240 miliar. “Ini bisa mendukung kami dan mendorong kami untuk moving forward,” kata Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (28/4).