Akhir tahun bisa berarti dua hal: mengamburkan duit atau justru kesempatan menjaring rezeki. Jika Anda tipe pengusaha, tentu pilihan Anda yang kedua. Di akhir tahun, banyak program bazar yang bisa Anda manfaatkan untuk meraup fulus.Bagi yang ingin menjajal usaha atau memperluas basis konsumen, bazar bisa menjadi salah satu alternatif. Menjelang akhir tahun, banyak event organizer (EO) menyelenggarakan bazar. Mereka membuka peluang bagi pengusaha baru atau lama untuk ikut berpartisipasi. Biasanya, mereka memilih lokasi bazar di pusat keramaian, seperti pusat perbelanjaan, pusat aneka gerai kuliner, hingga kawasan gedung perkantoran.Nah, bazar semacam itu bisa jadi peluang bagi mereka yang ingin mendapat uang tambahan di akhir tahun. Mereka yang ingin serius berdagang, tapi belum memiliki toko juga bisa memanfaatkan acara ini. Jangan lupa, dari coba-coba ini, usaha sering kali berkembang. Meski sifatnya event sesaat, paling banter sepekan, bazar bisa mendatangkan banyak manfaat. Pertama, kita bisa meraup keuntungan ekstra. Rosiany, pemilik butik Rock & Rose, mengaku, penjualan di bazar menyumbang sekitar 30% dari total penghasilan bisnisnya. Arrie Nugraha, pemilik Penny Store, bercerita, dalam bazar selama tiga hari, ia bisa menjual minimal 60 pasang sepatu dengan omzet Rp 30 juta. Adapun, margin keuntungannya 25%. “Omzet 3 hari itu sama dengan omzet toko sebulan,” tuturnya.Kedua, bazar bisa memperluas pasar. “Kami ingin memiliki data base pelanggan yang lebih banyak dengan ikut bazar,” tutur Rosiany. Yang terpenting, bazar bisa mendatangkan pelanggan jangka panjang. Tentu dengan syarat, produk kita berhasil mencuri perhatian dan memuaskan konsumen bazar. Untuk tes pasarBazar juga bisa berfungsi untuk mengetes pasar. Simak saja pengalaman Greta Anastasia. Bersama tiga rekannya, Greta memanfaatkan bazar untuk menguji respon pasar terhadap produk baru mereka, yakni bag organizers merek Auntie Betsie. Mereka sadar, lantaran jaringan mereka masih sangat terbatas, promosi dari mulut ke mulut tidaklah memadai. Sementara untuk langsung membuka toko, mereka merasa, risikonya terlalu tinggi. Salah-salah, mereka sudah keluar biaya besar, tapi hasilnya tidak memuaskan atau malah bangkrut karena tidak laku. Mereka juga tidak mau mengawali bisnis dengan sistem online karena ingin melihat langsung respon konsumen terhadap produk mereka.Jadi, selain untuk menguji pasar, bazar bisa menjadi sarana promosi yang murah untuk mengenalkan produk baru. Dengan mengikuti bazar, tim Auntie Betsie tidak perlu memproduksi banyak tas. "Dari bazar itu, efeknya bukan pas jualan saja. Tapi, dengan kartu nama yang kita sediakan, konsumen mengenal kita langsung dan bila membutuhkan produk bisa langsung menghubungi kami," jelas Greta. Saat pertama kali mengikuti bazar awal tahun ini, Auntie Betsie bisa menjual 100 unit tas. Yang menarik, lewat bazar pula, Auntie Betsie berhasil mendapat pesanan cukup besar, 600 buah tas, dari sebuah produsen sampo ternama. Agak berbeda cerita Rosiany. Semula ia telah membuka toko online. Namun, karena harga produknya cukup mahal, banyak yang ragu membeli lewat online. Maklum, kebanyakan toko online menawarkan aneka jenis pakaian dengan harga lumayan miring. Nah, dengan mengikuti bazar, konsumen bisa melihat langsung dan yakin dengan kualitas produknya. Setelah itu, ia gampang menggiring konsumen untuk membeli secara online.Selektif memilih bazarNah, jika Anda juga ingin menjajal ajang bazar, entah untuk mengenalkan produk atau meluaskan pasar, ada beberapa hal yang mesti Anda cermati.Yang pertama, Anda tentu harus mendapatkan akses untuk mengikuti bazar. Informasi tentang penyelenggaraan suatu bazar bisa diperoleh dari relasi. Anda juga memperoleh lewat iklan di media cetak atau online. “Jangan langsung mendaftar, biasanya bazar itu juga tematik,” ujar Istijanto Oey, pakar pemasaran dari Prasetiya Mulya Business School. Jadi, lebih baik Anda menemui dulu si penyelenggara atau EO bazar tersebut dan menggali sebanyak mungkin informasi. Di antaranya, soal harga sewa stan, lokasi bazar, serta tema atau segmen yang dituju. Soal harga sewa, jangan asal memilih yang termurah. Sebab, belum tentu yang termurah itu akan mendatangkan keuntungan. Arrie, misalnya, memilih mengikuti bazar yang dirancang oleh Brightspot Market, walaupun sewanya relatif mahal, yakni Rp 4 juta - Rp 5 juta untuk tiga hari. Pasalnya, Brightspot memilih lokasi bazar yang sesuai dengan segmen pasar produk Penny Store, yakni sepatu impor dengan harga Rp 700.000 - Rp 2 juta per pasang. Brightspot menggelar bazar di Plaza Indonesia dan Pacific Place. “Kami ikut Brightspot karena sasaran market-nya sesuai dengan sasaran pasar kami, yaitu anak muda urban,” ujar Arrie.Greta dan Rosiany pun tidak sembarang memilih lokasi bazar. Greta memilih lokasi bazar yang banyak dikunjungi kaum ibu dan perempuan muda dari kelas apa saja. Sebab, harga produknya cukup terjangkau, yakni Rp 29.000 - Rp 190.000 per buah. Dia mengaku, saat mendapat lokasi yang tepat, omzetnya bisa 10 kali lipat harga sewa stan. Rosiany pun membidik kaum perempuan tapi dari segmen menengah atas, sesuai harga baju rancangannya yang berkisar Rp 700.000 - Rp 2,5 juta per potong. Tak heran, ia memilih lokasi bazar di area semacam Dharmawangsa Square. Bila belum terlalu yakin, Anda juga bisa memilih bazar dengan sistem bagi hasil. Maksudnya, bila laku, peserta memberikan persentase tertentu penjualannya ke penyelenggara. Tapi, bila tak laku, Anda tak perlu setor uang ke EO. Bagi pemula atau orang yang cuma coba-coba ikut bazar, Istijanto menyarankan mereka untuk memilih bazar dengan sistem bagi hasil semacam ini.Nah, setelah mantap dengan pilihan lokasi bazar, Anda harus memanfaatkan bazar yang berdurasi singkat itu sebaik-baiknya untuk menjual dan mempromosikan produk Anda. Istijanto menyarankan agar Anda membuat dan membagikan brosur. “Pihak EO sudah berusaha menarik pengunjung ke arena bazar dengan promosi yang mereka buat. Maka, peserta harus memanfaatkan pengunjung yang datang itu,” katanya.Brosur sebaiknya tak sekadar berisi informasi produk. Agar lebih memikat, buatlah brosur yang bisa memancing pembeli. Misalnya, dengan membawa brosur, pembeli akan mendapat diskon atau souvenir menarik.Hal lain yang mesti diperhatikan adalah biaya-biaya di luar stan, seperti biaya penjaga stan atau sales promotion girl (SPG), dan biaya promosi. Tapi biasanya biaya-biaya seperti ini tidaklah besar.Hal serius lain adalah soal stok barang. Jika Anda cuma berniat sekali ikut bazar, sebaiknya barang dibeli dengan sistem konsinyasi. Jadi, barang yang tak laku bisa dikembalikan ke pemasok. Selamat mengikuti bazar, semoga beruntung! Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Biar cuma sebentar, bazar akhir tahun untungnya lumayan tebal
Akhir tahun bisa berarti dua hal: mengamburkan duit atau justru kesempatan menjaring rezeki. Jika Anda tipe pengusaha, tentu pilihan Anda yang kedua. Di akhir tahun, banyak program bazar yang bisa Anda manfaatkan untuk meraup fulus.Bagi yang ingin menjajal usaha atau memperluas basis konsumen, bazar bisa menjadi salah satu alternatif. Menjelang akhir tahun, banyak event organizer (EO) menyelenggarakan bazar. Mereka membuka peluang bagi pengusaha baru atau lama untuk ikut berpartisipasi. Biasanya, mereka memilih lokasi bazar di pusat keramaian, seperti pusat perbelanjaan, pusat aneka gerai kuliner, hingga kawasan gedung perkantoran.Nah, bazar semacam itu bisa jadi peluang bagi mereka yang ingin mendapat uang tambahan di akhir tahun. Mereka yang ingin serius berdagang, tapi belum memiliki toko juga bisa memanfaatkan acara ini. Jangan lupa, dari coba-coba ini, usaha sering kali berkembang. Meski sifatnya event sesaat, paling banter sepekan, bazar bisa mendatangkan banyak manfaat. Pertama, kita bisa meraup keuntungan ekstra. Rosiany, pemilik butik Rock & Rose, mengaku, penjualan di bazar menyumbang sekitar 30% dari total penghasilan bisnisnya. Arrie Nugraha, pemilik Penny Store, bercerita, dalam bazar selama tiga hari, ia bisa menjual minimal 60 pasang sepatu dengan omzet Rp 30 juta. Adapun, margin keuntungannya 25%. “Omzet 3 hari itu sama dengan omzet toko sebulan,” tuturnya.Kedua, bazar bisa memperluas pasar. “Kami ingin memiliki data base pelanggan yang lebih banyak dengan ikut bazar,” tutur Rosiany. Yang terpenting, bazar bisa mendatangkan pelanggan jangka panjang. Tentu dengan syarat, produk kita berhasil mencuri perhatian dan memuaskan konsumen bazar. Untuk tes pasarBazar juga bisa berfungsi untuk mengetes pasar. Simak saja pengalaman Greta Anastasia. Bersama tiga rekannya, Greta memanfaatkan bazar untuk menguji respon pasar terhadap produk baru mereka, yakni bag organizers merek Auntie Betsie. Mereka sadar, lantaran jaringan mereka masih sangat terbatas, promosi dari mulut ke mulut tidaklah memadai. Sementara untuk langsung membuka toko, mereka merasa, risikonya terlalu tinggi. Salah-salah, mereka sudah keluar biaya besar, tapi hasilnya tidak memuaskan atau malah bangkrut karena tidak laku. Mereka juga tidak mau mengawali bisnis dengan sistem online karena ingin melihat langsung respon konsumen terhadap produk mereka.Jadi, selain untuk menguji pasar, bazar bisa menjadi sarana promosi yang murah untuk mengenalkan produk baru. Dengan mengikuti bazar, tim Auntie Betsie tidak perlu memproduksi banyak tas. "Dari bazar itu, efeknya bukan pas jualan saja. Tapi, dengan kartu nama yang kita sediakan, konsumen mengenal kita langsung dan bila membutuhkan produk bisa langsung menghubungi kami," jelas Greta. Saat pertama kali mengikuti bazar awal tahun ini, Auntie Betsie bisa menjual 100 unit tas. Yang menarik, lewat bazar pula, Auntie Betsie berhasil mendapat pesanan cukup besar, 600 buah tas, dari sebuah produsen sampo ternama. Agak berbeda cerita Rosiany. Semula ia telah membuka toko online. Namun, karena harga produknya cukup mahal, banyak yang ragu membeli lewat online. Maklum, kebanyakan toko online menawarkan aneka jenis pakaian dengan harga lumayan miring. Nah, dengan mengikuti bazar, konsumen bisa melihat langsung dan yakin dengan kualitas produknya. Setelah itu, ia gampang menggiring konsumen untuk membeli secara online.Selektif memilih bazarNah, jika Anda juga ingin menjajal ajang bazar, entah untuk mengenalkan produk atau meluaskan pasar, ada beberapa hal yang mesti Anda cermati.Yang pertama, Anda tentu harus mendapatkan akses untuk mengikuti bazar. Informasi tentang penyelenggaraan suatu bazar bisa diperoleh dari relasi. Anda juga memperoleh lewat iklan di media cetak atau online. “Jangan langsung mendaftar, biasanya bazar itu juga tematik,” ujar Istijanto Oey, pakar pemasaran dari Prasetiya Mulya Business School. Jadi, lebih baik Anda menemui dulu si penyelenggara atau EO bazar tersebut dan menggali sebanyak mungkin informasi. Di antaranya, soal harga sewa stan, lokasi bazar, serta tema atau segmen yang dituju. Soal harga sewa, jangan asal memilih yang termurah. Sebab, belum tentu yang termurah itu akan mendatangkan keuntungan. Arrie, misalnya, memilih mengikuti bazar yang dirancang oleh Brightspot Market, walaupun sewanya relatif mahal, yakni Rp 4 juta - Rp 5 juta untuk tiga hari. Pasalnya, Brightspot memilih lokasi bazar yang sesuai dengan segmen pasar produk Penny Store, yakni sepatu impor dengan harga Rp 700.000 - Rp 2 juta per pasang. Brightspot menggelar bazar di Plaza Indonesia dan Pacific Place. “Kami ikut Brightspot karena sasaran market-nya sesuai dengan sasaran pasar kami, yaitu anak muda urban,” ujar Arrie.Greta dan Rosiany pun tidak sembarang memilih lokasi bazar. Greta memilih lokasi bazar yang banyak dikunjungi kaum ibu dan perempuan muda dari kelas apa saja. Sebab, harga produknya cukup terjangkau, yakni Rp 29.000 - Rp 190.000 per buah. Dia mengaku, saat mendapat lokasi yang tepat, omzetnya bisa 10 kali lipat harga sewa stan. Rosiany pun membidik kaum perempuan tapi dari segmen menengah atas, sesuai harga baju rancangannya yang berkisar Rp 700.000 - Rp 2,5 juta per potong. Tak heran, ia memilih lokasi bazar di area semacam Dharmawangsa Square. Bila belum terlalu yakin, Anda juga bisa memilih bazar dengan sistem bagi hasil. Maksudnya, bila laku, peserta memberikan persentase tertentu penjualannya ke penyelenggara. Tapi, bila tak laku, Anda tak perlu setor uang ke EO. Bagi pemula atau orang yang cuma coba-coba ikut bazar, Istijanto menyarankan mereka untuk memilih bazar dengan sistem bagi hasil semacam ini.Nah, setelah mantap dengan pilihan lokasi bazar, Anda harus memanfaatkan bazar yang berdurasi singkat itu sebaik-baiknya untuk menjual dan mempromosikan produk Anda. Istijanto menyarankan agar Anda membuat dan membagikan brosur. “Pihak EO sudah berusaha menarik pengunjung ke arena bazar dengan promosi yang mereka buat. Maka, peserta harus memanfaatkan pengunjung yang datang itu,” katanya.Brosur sebaiknya tak sekadar berisi informasi produk. Agar lebih memikat, buatlah brosur yang bisa memancing pembeli. Misalnya, dengan membawa brosur, pembeli akan mendapat diskon atau souvenir menarik.Hal lain yang mesti diperhatikan adalah biaya-biaya di luar stan, seperti biaya penjaga stan atau sales promotion girl (SPG), dan biaya promosi. Tapi biasanya biaya-biaya seperti ini tidaklah besar.Hal serius lain adalah soal stok barang. Jika Anda cuma berniat sekali ikut bazar, sebaiknya barang dibeli dengan sistem konsinyasi. Jadi, barang yang tak laku bisa dikembalikan ke pemasok. Selamat mengikuti bazar, semoga beruntung! Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News