Biar Ekonomi Jeblok, US Open Tetap Mewah



NEW YORK. Datanglah ke pertandingan tenis Amerika Terbuka mulai 25 Agustus lalu. Anda takkan melihat sedikit pun tanda-tanda ekonomi Amerika Serikat tengah melambat.

Asosiasi Tenis AS (USTA), telah menjual ludes 84 suite mewah senilai US$ 250.000 untuk Grand Slam yang berlangsung hingga 7 September nanti. Padahal, harga suite itu naik US$ 5.000 dari tahun lalu.

Sejumlah perusahaan finansial terkenal pun ikut menjadi sponsor. Contohnya, JPMorgan Chase & Co, International Business Machines Corp., dan Massmutual Financial Group. Totalnya, mereka mengucurkan US$ 50 juta untuk membiayai kompetisi tahunan ini. "Acara itu merupakan salah satu even korporasi terbaik," ungkap Stephen Newman, Direktur Structered Credit Products Group Deutsche Bank AG.


Konsultan Senior di Redmandarin Ltd, London, David Powell ikut mengiyakan. "US Open menjadi jalan penting untuk membangun relasi dengan para nasabah," katanya.

Sebab, menurut USTA, US Open adalah acara olahraga yang paling banyak penontonnya di dunia. Dan di antara para penonton itu terdapat banyak klien kaya dan eksekutif perusahaan. Selain itu, tiap game tenis biasanya memakan waktu yang cukup lama. Ini membuka kesempatan para pebisnis untuk berinteraksi.

Mencari peluang transaksi

JP Morgan, bank terbesar kedua di AS, tentu tak melewatkan kesempatan ini. Divisi bisnis ritelnya menargetkan 700.000 penonton akan memelototi logo JP Morgan di lapangan tenis dan di sepanjang lokasi pertandingan. Sementara, divisi wholesale lending-nya akan menjamu 6.000 klien perusahaan di tenda perusahaan dan suite sekitar lapangan.

Di tenda itu, para nasabah bisa menikmati wine atau bersantap dengan layanan pelayan yang mengenakan seragam berlogo JP Morgan. Replika dari yacht pribadi J. Pierpont Morgan berdiri tegak di dekat pintu masuk.

Harga tiket US Open itu sendiri bervariasi. Mulai dari US$ 22 untuk tiket berdiri hingga US$ 800 untuk tiket baris terdepan di malam final putra.

Penonton juga bisa menyesap sampanye Dom Perignon senilai US$ 275 per botol. Atau memesan dua pon lobster seharga US$ 68 di restoran Champion and Aces.

Nada optimisme pun muncul. "Meski ekonomi jelek, kami tetap berharap penjualan makanan, minuman, dan suvenir naik. Even tahunan ini kebal resesi," ujar Dan Zausner, Direktur Pengelola National Tennis Center, lokasi acara itu.

Sementara menurut Powell, perusahaan sulit untuk absen dalam kejuaraan tenis ini.  "Kembali lagi, ini soal bisnis. Perusahaan bisa jadi menjamu ratusan orang. Tapi kalau ada transaksi yang terjadi, semua itu memang layak," katanya.

Dan the show must go on.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie