Usaha katering memang banyak. Namun, dengan menggarap pasar yang spesifik, peluang sukses masih terbuka. Katering khusus untuk bayi kini semakin diminati, terutama di kota-kota besar. Anda bisa menjajal usaha ini. Modalnya cukup mini.Karena kesibukan orang tua, waktu yang tersedia untuk buah hati pun terbatas, termasuk dalam menyiapkan makanan. Si ibu seringkali tak punya waktu untuk meramu makanan sehat atau membuat alternatif makanan yang bisa membantu pertumbuhan si anak.Keberadaan pembantu pun kadang kurang menolong. Olah-an makanannya seringkali monoton sehingga si kecil cepat bosan. “Tak semua pembantu bisa memasak makanan untuk bayi,” kata Yully Herlina, pemilik Baby Bar di Jakarta. Makanan instan untuk bayi yang beredar di pasaran memang bisa menjadi penolong. Tapi tidak tertutup kemungkinan si anak cepat bosan dan akhirnya susah makan. “Kita yang orang dewasa saja kalau kebanyakan makanan instan saja tidak baik, apalagi anak-anak,” kata Prasetya, pemilik katering makanan bayi Nutrikidz di Sidoarjo, Jawa Timur. Sebenarnya banyak ibu muda yang sudah menyadari betapa penting mengolah makanan sendiri untuk bayi. Tapi, ya, itu tadi, keterbatasan waktu menjadikan kesadaran itu sulit ditindaklanjuti dengan tindakan.Di sinilah muncul sebuah peluang bisnis unik: katering makanan bayi. “Karena kesibukan dan tetap ingin memberikan makanan sehat pada buah hati, mereka pun memilih untuk memesan untuk katering khusus makanan bayi,” ujar Neura Azzahra, pemilik katering makanan bayi Bebitang di Jakarta. Pasar masih besarPara penyedia makanan bayi ini biasa menawarkan paket makanan untuk anak usia 6 bulan hingga 17 bulan, bahkan ada juga yang menawarkan makanan untuk anak usia 3 tahun. Neura yakin permintaan terhadap katering makanan bayi akan terus meningkat seiring peningkatan jumlah ibu muda yang bekerja. Menurut dia, selama ini ibu muda sering mengeluhkan kesulitan memberikan alternatif atau variasi makanan pada si buah hati. Nah, jasa katering ini sangat membantu mereka untuk memenuhi hal tersebut. “Meski sekarang saya baru melayani 8-10 pelanggan per hari, saya yakin usaha ini bakal maju,” kata Neura yang memulai usaha ini sejak 2010. Di Bebitang, Neura mematok harga mulai dari Rp 30.000 per paket. Itu berarti, omzet yang dia kantongi sekitar Rp 7 juta per bulan. Ia mengaku meraup keuntungan sekitar 30%.Neura mengaku masih kekurangan tenaga kurir. Karena itu, jangkauannya masih terbatas, yakni baru sekitar BSD dan Bintaro. “Permintaan di luar itu banyak, misalnya di Slipi dan Taman Mini, tapi karena makanan yang kita antar mesti dijaga betul, ya, terpaksa tidak bisa kami penuhi,” kata Neura yang akan memperluas jangkauan di Pondok Indah ini. Masalah kesegaran makanan inilah yang membuat pengusaha katering makanan khusus bayi untuk membatasi jangkauannya. Kondisi itu tentu membuka peluang bagi siapa saja yang ingin memulai usaha ini. “Di Jakarta sendiri peminatnya cukup banyak, sementara pemainnya belum terlalu banyak dengan jangkauan masih terbatas. Jadi usaha ini masih terbuka lebar,” ujar Yully. Baby Bar setiap hari menerima rata-rata 15–20 pesanan makanan bayi. Seperti Bebitang, Baby Bar baru melayani konsumen di Jakarta dan Tangerang. Namun, Baby Bar mematok minimal pesanan senilai Rp 50.000. Ini belum termasuk ongkos kirim. Peluang ini ternyata juga terbuka lebar di luar Jakarta. Misalnya di Sidoarjo, Jawa Timur. Prasetyo mengaku bisa menjual 150 porsi bubur bayi setiap hari. “Harganya tentu lebih murah dibandingkan Jakarta,” katanya. Harga yang ditawarkan Rp 3.000–Rp 5.000 per porsi. Keuntungan yang didapat sampai 50%. Keuntungan Nutrikidz cukup besar karena harga beras bahan baku bubur juga murah. Paham gizi dan mengerti internet Ingin menjajal usaha ini? Bekal yang harus Anda punya adalah pengetahuan tentang gizi makanan anak. Ini penting karena yang menjadi fokus katering makanan bayi adalah jaminan kesehatan bagi si bayi. “Kita tidak hanya jualan, tapi juga berbagi info seputar kesehatan anak. Jadi, pengetahuan yang kita punya harus luas,” kata Yully.Prasetyo bilang, dengan memahami gizi anak, Anda bisa menanggapi pertanyaan-pertanyaan konsumen dan calon konsumen mengenai makanan yang tepat untuk anak. Misalnya, untuk anak yang menderita alergi tertentu, tidak bisa sembarangan dibuatkan makanan. Ketiga pengusaha katering bayi yang dihubungi KONTAN ini memiliki latar belakang pendidikan ilmu kesehatan dan ahli gizi. Jadi, mereka bisa memberikan jawaban ketika konsumen berkonsultasi dengan mereka. Informasi mengenai gizi anak ini memang bisa didapat dari buku atau internet, tapi kurang mendalam. Jadi, apabila Anda tidak memiliki latar belakang pendidikan tentang gizi atau kesehatan anak, Anda sebaiknya menggandeng ahli gizi. Berdasarkan pengalaman para pelaku tadi, target konsumen katering bayi ini adalah wanita-wanita karier yang memiliki momongan. Konsumen dari kalangan ini biasanya mencari informasi melalui media internet. Jadi, Anda memiliki fasilitas informasi melalui media internet. Bisa melalui website atau hanya melalui jejaring sosial seperti Facebook. Dengan menggunakan fasilitas internet, Anda akan terbantu dari sisi pemasaran. “Orang di luar Jakarta pun bisa pesan untuk dikonsumsi ketika mereka sedang bertandang ke Jakarta,” kata Yully.
Biar mama sibuk bekerja, gizi si kecil tetap terjaga
Usaha katering memang banyak. Namun, dengan menggarap pasar yang spesifik, peluang sukses masih terbuka. Katering khusus untuk bayi kini semakin diminati, terutama di kota-kota besar. Anda bisa menjajal usaha ini. Modalnya cukup mini.Karena kesibukan orang tua, waktu yang tersedia untuk buah hati pun terbatas, termasuk dalam menyiapkan makanan. Si ibu seringkali tak punya waktu untuk meramu makanan sehat atau membuat alternatif makanan yang bisa membantu pertumbuhan si anak.Keberadaan pembantu pun kadang kurang menolong. Olah-an makanannya seringkali monoton sehingga si kecil cepat bosan. “Tak semua pembantu bisa memasak makanan untuk bayi,” kata Yully Herlina, pemilik Baby Bar di Jakarta. Makanan instan untuk bayi yang beredar di pasaran memang bisa menjadi penolong. Tapi tidak tertutup kemungkinan si anak cepat bosan dan akhirnya susah makan. “Kita yang orang dewasa saja kalau kebanyakan makanan instan saja tidak baik, apalagi anak-anak,” kata Prasetya, pemilik katering makanan bayi Nutrikidz di Sidoarjo, Jawa Timur. Sebenarnya banyak ibu muda yang sudah menyadari betapa penting mengolah makanan sendiri untuk bayi. Tapi, ya, itu tadi, keterbatasan waktu menjadikan kesadaran itu sulit ditindaklanjuti dengan tindakan.Di sinilah muncul sebuah peluang bisnis unik: katering makanan bayi. “Karena kesibukan dan tetap ingin memberikan makanan sehat pada buah hati, mereka pun memilih untuk memesan untuk katering khusus makanan bayi,” ujar Neura Azzahra, pemilik katering makanan bayi Bebitang di Jakarta. Pasar masih besarPara penyedia makanan bayi ini biasa menawarkan paket makanan untuk anak usia 6 bulan hingga 17 bulan, bahkan ada juga yang menawarkan makanan untuk anak usia 3 tahun. Neura yakin permintaan terhadap katering makanan bayi akan terus meningkat seiring peningkatan jumlah ibu muda yang bekerja. Menurut dia, selama ini ibu muda sering mengeluhkan kesulitan memberikan alternatif atau variasi makanan pada si buah hati. Nah, jasa katering ini sangat membantu mereka untuk memenuhi hal tersebut. “Meski sekarang saya baru melayani 8-10 pelanggan per hari, saya yakin usaha ini bakal maju,” kata Neura yang memulai usaha ini sejak 2010. Di Bebitang, Neura mematok harga mulai dari Rp 30.000 per paket. Itu berarti, omzet yang dia kantongi sekitar Rp 7 juta per bulan. Ia mengaku meraup keuntungan sekitar 30%.Neura mengaku masih kekurangan tenaga kurir. Karena itu, jangkauannya masih terbatas, yakni baru sekitar BSD dan Bintaro. “Permintaan di luar itu banyak, misalnya di Slipi dan Taman Mini, tapi karena makanan yang kita antar mesti dijaga betul, ya, terpaksa tidak bisa kami penuhi,” kata Neura yang akan memperluas jangkauan di Pondok Indah ini. Masalah kesegaran makanan inilah yang membuat pengusaha katering makanan khusus bayi untuk membatasi jangkauannya. Kondisi itu tentu membuka peluang bagi siapa saja yang ingin memulai usaha ini. “Di Jakarta sendiri peminatnya cukup banyak, sementara pemainnya belum terlalu banyak dengan jangkauan masih terbatas. Jadi usaha ini masih terbuka lebar,” ujar Yully. Baby Bar setiap hari menerima rata-rata 15–20 pesanan makanan bayi. Seperti Bebitang, Baby Bar baru melayani konsumen di Jakarta dan Tangerang. Namun, Baby Bar mematok minimal pesanan senilai Rp 50.000. Ini belum termasuk ongkos kirim. Peluang ini ternyata juga terbuka lebar di luar Jakarta. Misalnya di Sidoarjo, Jawa Timur. Prasetyo mengaku bisa menjual 150 porsi bubur bayi setiap hari. “Harganya tentu lebih murah dibandingkan Jakarta,” katanya. Harga yang ditawarkan Rp 3.000–Rp 5.000 per porsi. Keuntungan yang didapat sampai 50%. Keuntungan Nutrikidz cukup besar karena harga beras bahan baku bubur juga murah. Paham gizi dan mengerti internet Ingin menjajal usaha ini? Bekal yang harus Anda punya adalah pengetahuan tentang gizi makanan anak. Ini penting karena yang menjadi fokus katering makanan bayi adalah jaminan kesehatan bagi si bayi. “Kita tidak hanya jualan, tapi juga berbagi info seputar kesehatan anak. Jadi, pengetahuan yang kita punya harus luas,” kata Yully.Prasetyo bilang, dengan memahami gizi anak, Anda bisa menanggapi pertanyaan-pertanyaan konsumen dan calon konsumen mengenai makanan yang tepat untuk anak. Misalnya, untuk anak yang menderita alergi tertentu, tidak bisa sembarangan dibuatkan makanan. Ketiga pengusaha katering bayi yang dihubungi KONTAN ini memiliki latar belakang pendidikan ilmu kesehatan dan ahli gizi. Jadi, mereka bisa memberikan jawaban ketika konsumen berkonsultasi dengan mereka. Informasi mengenai gizi anak ini memang bisa didapat dari buku atau internet, tapi kurang mendalam. Jadi, apabila Anda tidak memiliki latar belakang pendidikan tentang gizi atau kesehatan anak, Anda sebaiknya menggandeng ahli gizi. Berdasarkan pengalaman para pelaku tadi, target konsumen katering bayi ini adalah wanita-wanita karier yang memiliki momongan. Konsumen dari kalangan ini biasanya mencari informasi melalui media internet. Jadi, Anda memiliki fasilitas informasi melalui media internet. Bisa melalui website atau hanya melalui jejaring sosial seperti Facebook. Dengan menggunakan fasilitas internet, Anda akan terbantu dari sisi pemasaran. “Orang di luar Jakarta pun bisa pesan untuk dikonsumsi ketika mereka sedang bertandang ke Jakarta,” kata Yully.