KONTAN.CO.ID - Pandemi Covid-19 masih jauh dari akhir. Bahkan WHO belum melihat akhir pandemi Covid-19 terjadi, setidaknya sampai satu tahun lagi. Tepatnya, sampai dunia mencapai target vaksinasi global dan kekebalan komunitas terjadi. Vaksinasi menjadi harapan di tengah ledakan kasus Covid-19 yang belum juga reda. Lewat vaksinasi diharapkan kekebalan kelompok terhadap serangan virus ini terbentuk. Hingga akhirnya, serangan Covid-19 ini akan dapat dikendalikan seperti pada penderita flu. Di Indonesia sendiri, mengutip data Kemenkes per 11 Agustus 2021, dosis dua baru menjangkau 12,21% dari sasaran yang ditetapkan sekitar 208 juta penduduk . Sementara, vaksinasi dosis satu mencapai 24,83%. Artinya, masih jauh perjalanan bangsa ini untuk mencapai kekebalan komunitas seperti yang diharapkan.
Padahal, jauh-jauh hari pemerintah terus mengkampayekan vaksinasi ini. Nakes pun berpendapat, pemerintah baik pusat maupun daerah sudah sangat maksimal dalam melakukan sosialisasi dan kampanye program vaksinasi. “Namun, efektivitas sosialisasi dan kampanye dari pemerintah mengenai keamanan dan kehalalan vaksin memang tidak mudah karena kemajemukan dan keberagaman pemahaman masyarakat terhadap vaksinasi,” kata Achmad R. Miftah, dokter di salah satu Puskesmas di Tangerang yang menjadi pembicara Kontan dalam Focus Group Discussion bertajuk Pentingnya Vaksinasi sebagai Antisipasi, yang digelar Kontan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Untuk memerangi Covid-19 sebagai varian virus baru, diperlukan vaksinasi sebanyak dua dosis. Dosis pertama diperlukan untuk membangun respon kekebalan awal. Berselang beberapa minggu kemudian, dilakukan penyuntikan dosis kedua untuk memperkuat respon immun tubuh. Ibaratnya, vaksin ini akan menjadi benteng bila ada virus Covid-19 yang masuk ke tubuh. Sebab, antibodi yang terbentuk dari virus yang dilemahkan atau dimatikan di dalam vaksin, akan langsung menggempur virus Covid-19 yang menyerang sistem pernafasan. Berbeda dengan orang yang belum vaksin, sistem immun harus mengenali virus lebih dulu, sebelum akhirnya membentuk antibodi dalam tubuh. Oleh karenanya, sebagai warga negara kita harus ikut berperan menyukseskan program vaksinasi ini. Yakni dengan memberikan edukasi yang benar untuk masyarakat sekitar kita. Terutama soal Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). “Tak ada KIPI yang signifikan, secara mental kita justru menjadi percaya diri setelah menerima vaksin,” kata Slamet Indarta, perwakilan masyarakat yang sudah menerima vaksin. Efek samping vaksinasi biasanya hanya ringan dan bersifat sementara. Seperti pembengkakan dan nyeri pada bagian yang disuntik, demam dan lainnya. “Namun, sudah dipastikan bahwa vaksin Covid-19 aman dan halal, tak memiliki efek serius bagi tubuh,” tegas Achmad.
Yang menjadi perhatian pula, usai vaksin bukan berarti seseorang menjadi kebal terhadap virus. Bisa saja tetap terpapar, namun efeknya akan lebih ringan bila dibandingkan dengan mereka yang belum divaksin. Oleh karena itu, kita juga tetap diharapkan untuk tidak lalai dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes). Program vaksinasi ini harus berjalan beriringan dengan disiplin menerapkan prokes 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas serta interaksi. Informasi yang lengkap tentang pentingnya vaksinasi ini Anda dapat menyimak diskusi ini lewat kanal Youtube Kontan TV. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Indah Sulistyorini