JAKARTA. Memperoleh rezeki nomplok berupa penghasilan ekstra sangatlah menyenangkan. Saking senangnya, kadangkala kita sampai kalap membelanjakan. Eits, sebelum kalap, ada baiknya menengok dulu strategi pengelolaan duit ekstra itu. Yuk, kita simak! Ketiban rezeki di luar pendapatan rutin? Duh, siapa, sih, yang tak senang? Anda pun tentu sumringah saat isi rekening bertambah gendut. Tak peduli status Anda adalah pekerja atau karyawan ataupun wiraswasta. Menerima tambahan rezeki di luar ekspektasi tentu saja menyenangkan hati. Di kalangan para pekerja atau karyawan, termasuk pegawai negeri sipil (PNS), pendapatan ekstra ini biasa dikenal juga sebagai gaji ke-13.
Intinya, penghasilan di luar gaji rutin yang bersifat resmi dan rutin. Bentuk paling umum yang biasa diterima “orang-orang gajian” adalah tunjangan hari raya (THR) ataupun berupa bonus tahunan. Di beberapa perusahaan, selain bonus tahunan dan THR, ada juga yang memberikan pendapatan berupa bonus masa kerja, bonus kinerja, ada juga bonus capaian target. Ada pula dalam bentuk bonus tunjangan pendidikan anak, tunjangan pernikahan, dan seterusnya. Bahkan, di beberapa perusahaan, ada juga yang memberikan pendapatan ekstra ketika pemilik perusahaan berulang-tahun! Asyik, bukan? Memang, kadangkala nominal duit ekstra itu tidak seberapa. Namun, yang namanya tambahan rezeki, tentu layak disyukuri. Yang menarik adalah melihat perilaku orang ketika menerima tambahan rezeki. Sebagian dari Anda mungkin saking girang mendapatkan duit tambahan, langsung kalap membelanjakannya untuk keperluan konsumtif. Membeli baju idaman, gadget mahal, memborong buku, hingga mem-booking paket piknik. Sebagian lain dari Anda mungkin malah bingung bagaimana memperlakukan pendapatan ekstra itu. Mau menabungnya saja, kok, rasanya terlalu “pelit” bin irit. Hendak menginvestasikannya juga galau memilih instrumen apa yang tepat. Ujung-ujungnya, duit bonus itu hanya mengendon saja di rekening gaji Anda. Yang celaka, ketika rekening gaji itu adalah juga rekening operasional Anda. Bisa-bisa “uang kaget” yang Anda terima ikut menguap membiayai aktivitas harian, tanpa Anda sempat mewujudkannya dalam sebuah tujuan keuangan. Cek dompet dulu Ini yang kerap terjadi pada beberapa orang. Penyesalanlah yang terjadi, hanya karena kemalasan mengelola pendapatan. Mungkin, sebagian dari Anda juga berpikir, ngapain, sih, pusing-pusing saat menerima uang ekstra? Tinggal dinikmati dengan cara dibelanjakan, apa salahnya? Tidak akan menciderai kondisi kantong juga. Namun, pikiran Anda bisa berubah ketika mengetahui bahwa sejatinya ada cara pemanfaatan duit tambahan itu dengan lebih bijak dan penuh kesadaran. Terlebih jika duit ekstra yang Anda terima nilainya besar. Alangkah sayang jika duit kaget itu menguap begitu saja tanpa perencanaan sadar. Lantas, apa saja yang perlu kita lakukan ketika mendapatkan pendapatan tambahan di luar gaji rutin itu?
Pertama, begitu mendapatkan penghasilan ekstra, ada baiknya Anda langsung “mengamankan” dana itu di rekening khusus. Ini tip untuk Anda yang punya bakat “bocor dompet” alias konsumtif, sedangkan rencana penggunaan dana juga masih belum jelas. Umumnya, pendapatan ekstra masuk ke rekening operasional, bahkan mungkin diberikan dalam bentuk tunai. “Pisahkan dananya dari dana di rekening operaisonal,” ujar Pandji Harsanto, perencana keuangan dari Fin-Ally Financial Planning and Consulting. Rekening khusus ini adalah rekening yang tidak akan Anda recoki untuk pengeluaran-pengeluaran operasional harian. Jadi, rekening ini lebih baik tidak dilengkapi dengan kartu debit atau fasilitas penarikan dana cepat melalui mesin kasir otomatis alias ATM.Langkah pertama ini bisa Anda abaikan jika sedari mula Anda sudah memiliki perencanaan untuk memanfaatkan dana ekstra itu. Jadi, begitu dana masuk, Anda bisa langsung mengopernya untuk tujuan yang spesifik.
Kedua, tengoklah kondisi keuangan Anda. Apakah Anda punya tanggungan-tanggungan utang jangka pendek? Jangan-jangan arus kas Anda masih negatif karena kebanyakan utang. Coba, hitung rasio-rasio kesehatan utang Anda. Cara mengukur kesehatan utang berikut menghitung rasio utang yang ideal, bisa Anda lihat di Tabloid KONTAN edisi pekan lalu.
Financial check-up adalah hal yang perlu dirutinkan, termasuk saat menerima pendapatan tambahan berupa bonus. Dengan langkah itu, Anda bisa menimbang apa saja yang bisa dilakukan pada uang kaget tersebut. “Utamakan menilik yang jangka pendek, baik dari sisi tanggungan maupun rencana keuangan,” imbuh Pandji.
Ketiga, tengok perencanaan keuangan Anda. Apakah nilai dana darurat Anda sudah cukup ideal saat ini? Dalam kamus perencanaan keuangan, besar dana darurat minimal enam kali pengeluaran bulanan Anda. Jumlahnya bisa lebih besar jika Anda sudah berkeluarga. Hal yang sama perlu juga dilihat untuk perkembangan rencana dana pensiun, dana pendidikan anak, dan rencana keuangan lain yang targetnya sudah mendesak.
Keempat, menentukan prioritas. Jumlah dana darurat belum ideal, rencana dana pensiun bahkan belum dimulai, nilai dana pendidikan anak juga masih jauh dari target, di saat yang sama utang pembelian rumah (KPR) masih besar. Mengalir masuknya penghasilan ekstra bisa dimanfaatkan untuk mendukung salah satu tujuan keuangan. Tinggal Anda tentukan mana yang lebih prioritas untuk didukung. Untuk lebih lengkapnya, simak ulasan strategi pemanfaatan dan pengelolaan penghasilan ekstra seturut saran dari para perencana keuangan yang dirangkum oleh KONTAN di Tabloid KONTAN Edisi 11-16 Maret 2013, terbit hari ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ruisa Khoiriyah