Biaya Bunga Mahal, BTN Berencana Tekan Pertumbuhan Kredit Menjadi 10% hingga 11%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) memutuskan untuk mengubah arah strategi penyaluran kredit tahun 2024. BTN kini berusaha menekan pertumbuhan penyaluran kredit di kisaran 10% hingga 11%.

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengungkapkan bahwa strategi tersebut diterapkan sebagai upaya menghadapi era suku bunga tinggi. Menurutnya, hal tersebut pada akhirnya akan berdampak pada beban bunga yang juga tinggi.

“Kami ingin menekan pertumbuhan kredit karena saat ini likuiditasnya mahal,” ujar Nixon, Kamis (25/4).


Sebagai informasi, penyaluran kredit BTN tercatat naik 14,8% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 344,24 triliun. Di mana, mayoritas masih berasal dari Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi yang senilai Rp 166.95 triliun.

Baca Juga: Laba BTN (BBTN) Naik 7,4% Jadi Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Untuk gambaran, kondisi likuiditas BTN saat ini mulai mengetat dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang ada di kisaran 96,2% dari periode sama tahun lalu di 93,8%. Di mana, rasio dana murah (CASA) milik BTN saat ini 49,9% dari periode sama tahun lalu di level 52,2%.

Nixon berharap dengan kredit yang tumbuh lebih kecil merupakan langkah rasional di kala biaya untuk mendapatkan dana lebih mahal. Sehingga, BTN tidak perlu mencari banyak dana untuk menyalurkan kredit.

”Gambarannya kalau harga bahan baku mahal, maka jualan tidak perlu digeber,” tambah Nixon.

Memang, Nixon mengakui bahwa sebelumnya pihaknya berambisi untuk bisa meningkatkan kredit di kisaran 13% hingga 14%. Namun, kondisi akhirnya memaksa agar bank tidak terlalu banyak menyalurkan kredit.

”Jadi kami memutuskan untuk pertumbuhan kredit seperti tahun lalu saja,” tandasnya.

 
BBTN Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari