Biaya dana membengkak, laba Bukopin anjlok 19%



JAKARTA. PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) mencatat penurunan kinerja pada kuartal pertama ini. Misalnya saja, laba bersihnya yang turun 19% menjadi Rp 199 miliar per kuartal I/2015, dibandingkan posisi Rp 246 miliar per kuartal I/2014. Sedangkan, laba sebelum pajak turun 17,96% menjadi Rp 258 miliar per kuartal I/2015, dibandingkan Rp 314 miliar per kuartal I/2014. “Tekanan laba akibat tingginya beban biaya dana atau cost of fund dan kondisi makro ekonomi yang belum kondusif sampai awal 2015,” kata Tri Joko Prihanto, Direktur Perencanaan dan Keuangan Bank Bukopin, kemarin.

Adapun, kenaikan biaya dana karena dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 15% menjadi Rp 68,1 triliun per kuartal I/2015. Pencapaian DPK disumbangkan oleh tabungan yang meningkat 12,55% secara year-on-year menjadi Rp14,3 triliun dan deposito berjangka tumbuh 22,5% menjadi Rp 44,7 triliun. Sedangkan posisi giro tercatat sebesar Rp7,4 triliun.

“Di tengah melambatnya ekonomi masyarakat masih percaya untuk menyimpan dana di bank,” tambahnya. Adapun, Bank Bukopin telah menyalurkan kredit sebesar Rp 55,3 triliun. Angka tersebut tumbuh 13,50% dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya. Dari total kredit yang disalurkan, sebagian besar diserap oleh sektor UKM, yaitu mencapai Rp 21,64 triliun dan kredit konsumer sebesar Rp 7,59 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan