KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan kini tengah berlomba untuk menekan biaya dana alias
cost of fund (COF). Sebab, pasca Bank Indonesia (BI) menaikkan bunga acuannya, sejumlah bank secara bertahap mulai menyesuaikan suku bunganya. Sejauh ini secara industri perbankan, tingkat COF memang sudah menurun. Statistik Perbakan Indonesia (SPI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, posisi COF secara industri sebesar 4,88% pada September 2018 lalu, menurun dari periode sama tahun lalu sebesar 5,27%. Namun, rendahnya tingkat biaya dana secara industri tersebut utamanya dikarenakan COF BUKU IV yang terbilang rendah. Catatan OJK, COF BUKU IV per September 2018 ada di level 2,58%, menurun dari tahun sebelumnya 2,78%.
Sementara kelompok bank lain, COF masih terbilang tinggi. Ambil contoh BUKU III dengan COF per September 2018 ada di kisaran 7,33%. Walau terbilang tinggi, sebenarnya COF tersebut sudah menurun dari periode sama tahun lalu, 7,83%. Beberapa bank kelompok bank BUKU III yang dihubungi Kontan.co.id menyebut, di tahun depan biaya dana masih berpotensi meningkat. Bukan hanya karena belum seluruhnya kenaikan bunga acuan BI di tahun ini telah ditransmisikan ke bunga pinjaman dan simpanan. Sentimen global seperti potensi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat yaitu Fed Fund Rate (FFR) sebanyak tiga kali di tahun depan juga diprediksi bakal membebani bank. Meski begitu, sebagian bank sudah menyiapkan amunisi untuk menghadapi tantangan tersebut. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) misalnya yang menyebut tahun depan posisi COF akan dijaga di 3,45%. Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha berharap, COF dapat di bawah level tersebut. Namun, proyeksi COF 3,45% di tahun 2019 itu lebih tinggi dibandingkan target tahun ini yang sebesar 3,14%. Satu-satunya strategi bank ini dalam menekan biaya dana adalah dengan mendorong dana murah (CASA) yaitu produk giro dan tabungan. Menurut Ferdian, untuk tahun ini saja rasio CASA Bank Jatim ditargetkan sekitar 65,94%. Sementara untuk tahun 2019 mendatang, berdasarkan rencana bisnis bank (RBB), Bank Jatim memasang target rasio CASA di kisaran 67,25%. Sebagai catatan saja, CASA rasio Bank Jatim mencapai 67,11% per September 2018. Relatif stabil dengan periode sama tahun lalu sebesar 67,89%. Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi juga mengatakan COF ke depan dipastikan akan terus naik karena tren suku bunga yang terus naik. "Kami harus meningkatkan terus e-channel kami untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan namun tetap secure ke nasabah sehingga mau menempatkan dananya di tabungan yang bunganya rendah," katanya. Dengan cara tersebut, maka potensi dan murah yang masuk akan lebih tinggi sehingga Bank Mayapada dapat memitigasi kenaikan biaya dana.
Hariyono menambahkan, dalam praktiknya, semua bank di luar BUKU IV pasti memiliki tingkat COF yang tinggi. "Karena yang benar-benar bisa mendapatkan dana tabungan murah memang hanya bank BUKU IV saja, sehingga COF mereka jadi rendah," ungkapnya. Semakin besar porsi CASA terhadap DPK maka beban bunga yang harus dikeluarkan bank pun menjadi lebih tipis. Belum lagi, dalam era perebutan dana murah saat ini, BUKU IV lebih diuntungkan. "Bank yang lain, CASA rasa deposito. Dana murah tapi bunganya deposito atau hampir seperti deposito. Supaya nasabah tidak pindahkan dananya," kata Hariyono. Tahun depan, Bank Mayapada memprediksi COF akan berada di kisaran 7% sampai 7,25%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat