Biaya dana turun, margin bunga bersih perbankan semakin mekar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank telah melaporkan kinerja keuangan kuartal III 2021. Margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) sebagian besar bank mencatat pertumbuhan. Hal ini didorong oleh penurunan biaya dana dan meningkatkanya pendapatan bunga. 

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) misalnya, mencatatkan NIM sebesar 3,52% per September 2021. Itu meningkat dari 3,13% pada periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). 

Haru Koesmahargyo, Direktur Utama BTN mengatakan, kenaikan margin bunga bersih BTN didorong oleh penurunan biaya dana yang cukup signifikan dan meningkatnya pendapatan bunga. 


"Cost of fund turun 170 bps secara tahunan dari 4,98% menjadi 3,28% sejalan dengan peningkatan rasio dana murah (CASA) dari 39,9% menjadi 41,5%," kata Haru pada Kontan.co.id baru-baru ini. 

Hingga akhir tahun, BTN menargetkan margin bunga bersih dikisaran 3,4%-3,6%. BTN akan terus berupaya menurunkan biaya dana agar target NIM bisa tercapai. 

Baca Juga: Jaga biaya dana, BNI yakin bisa jaga NIM di level 4,7% hingga 4,9% sepanjang 2021

Adapun pertumbuhan pendapatan bunga didorong oleh peningkatan penyaluran kredit. Per September 2021, kredit BTN telah tumbuh 6,03% dan sampai akhir tahun ditargetkan bisa mencapai 7%.

PT Bank Pembangunan Jawa Barat Tbk (BJBR) juga mencatatkan kenaikan NIM. Margin bunga bersih bank ini tumbuh ke level 5,7% dari 5,6% pada sembilan bulan pertama tahun 2020.  Hingga akhir tahun, bank ini menargetkan NIM di kisaran 5,4%-5,7%.

Nia Kania, Direktur Keuangan BJB mengatakan, NIM yang solid ditopang oleha peningkatan pendapatan bunga bersih 19,3% YoY dan penurunan cost of funda (CoF) secara signifikan ke level 3,8% per September 2021 dari Rp 4,9% pada September tahun sebelumnya. 

BJB memproyeksi NIM hingga tahun depan masih akan terjaga baik. Perseroan masih akan terus melanjutkan kebijakan untuk menurunkan biaya dana. "Kami akan lebih fokus mendorong CASA dengan pengembangan digital yang telah dan sedang kami lakukan selama ini. Hampir semua segmen bisnis ke depan akan dikembangkan secara digital," kata Nia kepada Kontan.co.id, Selasa (26/10).

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatatkan NIM 4,8% per kuartal III 2021, naik dari 4,3% dari periode yang sama tahun lalu. Kendati meningkat NIM bank ini dari kuartal ke kuartal cenderung turun. Jika di kuartal I mencapai 4,9%, kuartal II jadi 4,8% dan kuartal III 4,6%. 

NIM ini turut berkontribusi pada pertumbuhan laba bersih sebesar 73,9% jadi  Rp 7,7 triliun pada September 2021. Peningkatan margin bunga bersih BNI sejalan dengan naiknya pendapatan bunga bersih sebesar 17,6% dan penurunan biaya dana yang cukup besar yakni dari 2,9% pada sembilan bulan pertama tahun lalu menjadi 1,6%. 

Biaya dana BNI pada kuartal III 2021 merupakan level terendah dalam 10 tahun terakhir. Ini sejalan dengan kenaikan rasio CASA dari  65,4% menjadi 69,7%.

Baca Juga: Wow, laba bersih BNI melonjak 73,9% menjadi Rp 7,7 triliun hingga kuartal III-2021

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyatakan, target NIM sampai akhir tahun akan dikejar di kisaran 4,7% hingga 4,9%. “Untuk mencapai itu, BNI akan melakukan strategi kombinasi pendapatan kredit dan efisiensi biaya dana,” katanya.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga mencatatkan kenaikan NIM dari 5,76% menjadi 6,86%. Bank ini memang berhasil menurunkan biaya dana dari 3,45% menjadi 2,14%. Sedangkan pendapatan bunga bersihnya melonjak 27,9% yoy. 

Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI sebelumnya mengatakan, pihaknya menargetkan untuk menjaga NIM di kisaran 6,7% hingga ujung tahun. Strateginya tetap dengan fokus menumbuhkan dana murah dan menggenjot kredit untuk menumbuhkan pendapatan bunga.

Hanya PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang tercatat mengalami penurunan margin bunga per kuartal III-2021. NIM BCA ada di level 5,2%, turun dari 5,8% pada kuartal III 2020. Pendapatan bunga bersih bank ini tumbuhnya hanya 3,3% di periode tersebut. 

Selanjutnya: Ditopang pertumbuhan DPK, aset Bank BCA capai Rp 1.169,3 triliun per September 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi